Medan merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Untuk luar pulau Jawa, ibukota provinsi Sumatera Utara ini menyandang status sebagai kota terbesar. Tidak heran kalau Medan menjadi salah satu kota di Indonesia yang perkembangannya paling dinamis. Perkembangan kota Medan yang dinamis bisa dilihat dari beragamnya etnis dan pola pikir masyarakatnya yang terbuka.
Etnis di kota Medan memang sangat beragam. Makanya kota Medan sering disebut-sebut sebagai kota yang paling heterogen di indonesia. Selain identik sebagai kota yang heterogen, terdapat beberapa hal lainnya yang identik dengan kota Medan. Berikut ini adalah 7 hal diantaranya.
Heterogen
Okezone.com
Seperti yang dibahas sebelumnya, kota Medan disebut-sebut sebagai kota paling heterogen di Indonesia, baik dalam hal etnis maupun agama. Di kota Medan kita bisa dengan mudah menjumpai orang-orang dari berbagai suku utama di Indonesia. Seperti misalnya etnis Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Minang, Aceh, Bugis dan sebagainya.
Selain suku-suku diatas, di kota Medan juga terdapat etnis Tionghoa dan India dalam jumlah masif. Untuk di Indonesia, kota Medan merupakan kota dengan jumlah etnis India terbanyak. Banyak diantara orang-orang keturunan India di kota Medan lebih memilih disebut sebagai keturunan Pakistan. Hal ini karena mereka memang berasal dari daerah-daerah yang saat ini masuk dalam wilayah Pakistan. Hanya saja ketika mereka datang ke Indonesia, saat itu India dan Pakistan masih menjadi satu negara. Karena banyaknya etnis India di kota Medan, kita juga dapat menjumpai orang keturunan India yang menganut agama sikh.
Suku Batak
Kebudayaanindonesia.net
Entah kenapa kota Medan sering diidentikan dengan suku Batak. Kalau seandainya orang luar Medan bertemu dengan orang yang berasal dari Medan, pasti sering disapa dengan sapaan "horas". Padahal kalau kita melihat dari sejarah, Medan merupakan sebuah kota yang diwariskan oleh salah satu kesultanan Melayu, yaitu Kesultanan Deli. Sementara bila kita lihat berdasarkan jumlah etnis, suku Batak juga bukanlah suku mayoritas di kota Medan. Suku mayoritas di kota Medan adalah suku Jawa. Populasi suku Jawa di kota Medan mencakup lebih dari 30 persen dari total populasi kota Medan. Disusul oleh suku Batak dan etnis Tionghoa.
Istana Maimun
Triptrus.com
Istana Maimun merupakan salah satu ikon wisata utama kota Medan. Istana ini merupakan warisan dari Kesultanan Deli, salah satu Kesultanan Melayu yang berada di provinsi Sumatera Utara. Istana Maimun ini mulai dibangun pada 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891.
Istana Maimun menarik dikunjungi bukan hanya karena nilai sejarahnya, namun juga karena desainya yang menarik. Desain Istana Maimun memadukan unsur-unsur Melayu, Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India dan Belanda. Luas Istana Maimun adalah 2.772 meter persegi dan terdiri dari 30 ruangan.
Masjid Raya Al Mashun
Skyscrapercity.com
Sama halnya seperti Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun juga merupakan bangunan peninggalan Kesultanan Deli. Biaya pembangunan Masjid Raya Al Mashun ini diperkirakan mencapai satu juga gulden yang seluruhnya ditanggung oleh Sultan Deli. Alasan mengapa Masjid Raya Al Mashun ini dibangun sangat megah adalah karena Masjid ini merupakan masjid kerajaan. Sultan Deli berprinsip, kemegahan masjid lebih utama daripada istananya sendiri.
Masjid Raya Al Mashun dibangun pada 21 Agustus 1906 dan selesai pada 10 September 1909. Pembangunan Masjid Raya Al Mashun dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam. Desain masjid ini merupakan perpaduan antara arsitektur Timur Tengah, India dan Spanyol.
Bika Ambon
Sipendik.com
Bika Ambon terkenal sebagai oleh-oleh khas kota Medan. Salah satu lokasi yang paling terkenal sebagai pusat jajanan bika ambon adalah Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah. Di sana setidaknya terdapat 30 toko yang menjual kue khas kota Medan ini. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon per hari ketika menjelang hari raya.
Merdeka Walk
Panduanwisata.id
Merdeka Walk merupakan salah satu destinasi wisata yang paling sering dikunjungi di kota Medan. Lokasinya berada di pusat kota Medan di dalam Lapangan Merdeka. Merdeka Walk ini terkenal sebagai tempat nongkrong yang menyediakan beraneka ragam kuliner, hiburan hingga arena pertunjukan.
Merdeka Walk ini dibuka setiap hari minggu hingga jumat mulai pukul 11.00-00.00 dan Sabtu mulai dari pukul 11.00-02.00.
Logat Batak
Kendati bahasa Medan merupakan salah satu dialek dari bahasa Melayu Deli, namun kenyataannya orang Medan berbicara dengan logat Batak. Alasan mengapa orang Medan berbicara dengan logat Batak bisa jadi karena orang Batak merupakan suku asli Sumatera Utara yang terbesar di kota Medan. Sementara suku Melayu sendiri yang merupakan suku asli kota Medan jumlahnya kalah jauh dibandingkan suku Batak. Populasi suku Melayu justru lebih banyak di wilayah-wilayah luar kota Medan seperti Deli Serdang.
0 comments:
Post a Comment