Transportasi publik adalah sarana transportasi yang dapat dipergunakan ketika penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraan pribadi. Bagi sebuah kawasan urban atau perkotaan, keberadaan transportasi publik merupakan salah satu hal yang paling penting. Alasannya tentunya karena populasi diperkotaan yang besar sehingga mobilitas manusianya lebih tinggi. Bila keberadaan transportasi publik sebuah kota sudah memadai dan nyaman, penumpangpun pasti akan dengan senang hati beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Dengan demikian berbagai permasalahan perkotaan bisa diminimalisir. Salah satunya adalah kemacetan.

Bicara tentang transportasi publik di kawasan perkotaan, Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang tertinggal. Kebanyakan transportasi publik perkotaan di Indonesia masih mengandalkan transportasi berbasis jalan raya. Contohnya adalah bus dan angkot. Saat ini belum ada satupun kota di Indonesia yang memiliki transportasi publik dengan sistem rapid transit (angkutan cepat). Rapid transit merupakan sebuah transportasi perkotaan berbasis rel listrik dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi. Padahal sistem rapid transit merupakan sarana transportasi perkotaan yang sudah sangat umum dijumpai di kota-kota besar di dunia. Tidak usah jauh-jauh, di Asia Tenggara saja sudah ada beberapa kota yang sejak lama telah memiliki sistem rapid transit. Diantaranya adalah Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur dan Manila.

Sistem rapid transit di Singapura (foto : 99.co)

Ada fakta miris lainnya yang tidak banyak kita ketahui bahwa Indonesia telah tertinggal dari Ethiopia dalam hal transportasi publik. Ethiopia pada tahun 2015 lalu telah memiliki sistem rapid transit yang dibangun di Kota Addis Ababa. Sistem rapid transit tersebut diberi nama Addis Ababa Light Rail. Seperti yang kita ketahui, Ethiopia merupakan salah satu negara di Afrika yang masuk dalam kategori negara miskin. Walaupun Ethiopia berstatus negara miskin, namun nyatanya kita tertinggal dibandingkan mereka dalam menyediakan sistem rapid transit.

Addis Ababa Light Rail (foto : ethiosports.com)

Saat ini kita memang dalam kondisi tertinggal. Namun untungnya pemerintah sudah peduli dalam menyediakan sistem rapid transit bagi transportasi perkotaan. Saat ini sudah ada dua kota di Indonesia yang sedang membangun sistem rapid transit. Kedua kota tersebut adalah Kota Jakarta dan Kota Palembang. Jakarta saat ini sedang membangun MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rapid Transit). Untuk MRT direncanakan akan beroperasi pada 2019 dan LRT direncanakan akan beroperasi pada 2018. Sedangkan Kota Palembang sedang membangun LRT (Light Rail Transit) yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2018.

Jakarta MRT (Foto : Detik.com

Kita harapkan di masa-masa yang akan datang akan makin banyak kota di Indonesia yang membangun sistem rapid transit. Walaupun saat ini kita masih dalam kondisi tertinggal, namun bukan tidak mungkin di masa depan kita bisa memiliki lebih banyak kota yang yang memiliki sistem rapid transit dibandingkan negara-negara yang lebih dulu membangunnya.
Angkutan cepat atau dikenal juga dengan sebutan rapid transit adalah sebuah kereta penumpang jenis rel listrik yang memiliki kapasitas dan frekuensi lalu lintas yang tinggi. Umumnya angkutan cepat memiliki jalur yang terpisah dari pengguna kendaraan lainnya. Ada yang jalurnya dibuat melayang, adaa juga yang jalurnya dibuat berupa terowongan dibawah tanah.

Saat ini belum ada satupun kota di Indonesia yang memiliki angkutan cepat. Mayoritas transportasi di kota-kota di Indonesia masih mengandalkan jalan raya dengan menggunakan angkutan seperti bus dan angkot. Namun saat ini sudah ada beberapa kota di Indonesia yang mulai mengembangkan angkutan cepat. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan singkat tentang perkembangan angkutan cepat diberbagai kota di Indonesia.

Jakarta

Foto : Tirto.id

Perkembangan angkutan cepat di Kota Jakarta telah memasuki tahap kontruksi. Ada dua jenis angkutan cepat yang dibangun di Kota Jakarta, yaitu MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit). Untuk MRT akan dibangun sebanyak 2 jalur. Kedua jalur tersebut adalah jalur Utara - Selatan yang menghubungkan Lebak Bulus - Kampung Bandan dan jalur Timur - Barat yang menghubungkan Balaraja - Cikarang. Jadi, untuk MRT Jalur Timur -  Barat akan dibuat lintas provinsi. Untuk saat ini yang telah memasuki tahap kontruksi adalah jalur Utara - Selatan tahap I sepanjang 15,7 km yang menghubungkan Lebak Bulus - Bundaran HI. Jalur ini akan terdiri dari 13 stasiun. 7 stasiun dibangun di jalur layang dan 6 stasiun dibangun di jalur bawah tanah. Jalur Utara - Selatan tahap I ini direncanakan akan beroperasi pada awal 2019.

Selain MRT, juga sedang dibangun LRT di Kota Jakarta. Ada dua proyek LRT yang sedang digarap di kota Jakarta. Proyek pertama merupakan garapan pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. LRT tersebut akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota disekitarnya. Ada beberapa jalur LRT yang telah memasuki tahap kontruksi, yaitu Cibubur - Cawang, Bekasi Timur - Cawang dan Cawang - Dukuh Atas. Semua jalur tersebut merupakan bagian dari pembangunan tahap I yang direncanakan sudah beroperasi penuh pada tahun 2019 mendatang. Panjang totalnya adalah 42,1 km dan akan terdiri dari 21 stasiun.  Untuk tahap II, akan dibangun jalur yang menghubungkan Cibubur - Bogor dan Dukuh Atas - Palmerah - Senayan. Sementara untuk tahap III akan dibangun jalur yang menghubungkan Palmerah - Grogol.

Proyek kedua adalah LRT yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat ini yang sudah memasuki tahap kontruksi adalah LRT jalur Kelapa Gading - Veledrome sepanjang 5,8 km. Jalur ini sedang dikebut pengerjaannya karena dipersiapkan untuk menyambut Asian Games 2018. Total akan ada 7 jalur LRT yang akan dibangun oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. 

Palembang

Foto : @garudainfrastructure

Setelah Jakarta, Palembang merupakan kota kedua di Indonesia yang pembangunan angkutan cepatnya telah memasuki tahap kontruksi. Angkutan cepat tersebut berjenis LRT (Light Rail Transit). LRT yang sedang dibangun di Kota Palembang akan memiliki jalur yang menghubungkan Bandara Internasinal Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Jakabaring Sport City (JCC). Jalur tersebut membentang sepanjang 24,5 km dan terdiri dari 13 stasiun.

Bandung

Foto : Kaorinusantara.or.id

Bandung disebut-sebut akan memulai membangun LRT (Light Rail Transit) pada tahun 2017 ini. LRT tersebut akan menggunakan kereta buatan anak bangsa yang disebut dengan metro kapsul. Metro kapsul ini cukup canggih karena dapat beroperasi tanpa masinis. LRT yang dibangun di Kota Bandung ini akan membentang sepanjang 6 km. LRT tersebut akan menghubungkan Stasiun Bandung -Tegalega dan akan memiliki 6 stasiun. Pemerintah Kota Bandung berencana akan membangun LRT dengan panjang total 40 km.

Surabaya

Foto : Deliknews.com

Sama halnya seperti Bandung, Surabaya juga ditargetkan akan mulai membangun angkutan cepat pada tahun 2017 ini. Angkutan cepat ini berjenis trem atau streetcar. Rencananya jalur trem tersebut akan dibangun sepanjang 17 km. Namun akhirnya dipangkas sehingga panjang jalurnya hanya menjadi 9 km. Jalur trem tersebut akan menghubungkan kawasan Wonokromo dengan Jalan Praban dan akan kembali ke Jalan Tunjungan.

Selain trem yang dibangun di kawasan Surabaya Pusat, Kota Surabaya juga berencana akan membangun LRT di kawasan Surabaya Barat. Jalur LRT tersebut akan dibuat berupa jalur layang. Masih belum ada kepastian kapan LRT tersebut mulai dibangun. Bisa jadi pembangunannya dimulai setelah trem Surabaya telah selesai dibangun.

Medan

Untuk Kota Medan, perkembangan angkutan cepatnya masih memasuki tahap studi kelayakan. Angkutan cepat yang akan dibangun di Kota Medan adalah jenis LRT (Light Rail Transit). LRT tersebut direncakan akan melintasi jalan protokol utama di Kota Medan. Dalam studi sementara, jalur LRT Kota Medan akan melintas dari Stasiun Besar Medan dan berakhir di Pasar Induk Laucih, Tuntungan. LRT tersebut direncakan akan mulai dibangun pada tahun 2018 mendatang.
Semakin hari semakin gencar munculnya wacana untuk memindahkan ibukota Indonesia. Semakin peliknya permasalahan yang dihadapi oleh Kota Jakarta menjadi salah satu alasannya. Penyebabnya tentu karena lonjakan penduduk Kota Jakarta yang tidak terkontrol. Jakarta yang menjadi pusat segala-galanya di Indonesia selalu menjadi pilihan bagi orang-orang luar Jakarta untuk mengadu nasib. Dengan membangun ibukota baru diharapkan dapat mengurai kepadatan Kota Jakarta.

Saat ini Kota Palangkaraya disebut-sebut sebagai calon terkuat untuk menggantikan Kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Namun untuk membangun ibukota baru membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Anggaran membangun ibukota baru diperkirakan mencapai 100 triliun.

Namun ada cara alternatif lain untuk mengurai kepadatan Kota Jakarta, yaitu dengan membangun pusat pemerintahan yang terpisah dari Kota Jakarta. Jadi Jakarta tetap menjadi ibukota negara, tapi pusat pemerintahan berada di luar Jakarta. Kira-kira seperti yang diterapkan di Malaysia. Ibukota Malaysia tetap Kota Kuala Lumpur, namun pusat pemerintahan berada di Kota Putrajaya. Untuk pusat pemerintahan tersebut tentunya berada tidak terlalu jauh dari ibukota negara.

Kota Putrajaya di Malaysia (Foto : Astroawani.com)

Bila kita memilih metode pemisahan pusat adminstrasi pemerintahan negara dari ibukota negara, maka ada 5 daerah yang berpotensi menjadi kandidat. Berikut adalah 5 daerah tersebut.

Jonggol

Jonggol merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jonggol disebut-sebut sebagai daerah paling realistis untuk dipilih sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto sudah ada wacana untuk melakukan pemindahan pusat pemerintahan ke Kecamatan Jonggol. Lokasinya berada 40 km disebelah tenggara Kota Jakarta.

Karawang

Karawang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang paling berkembang pesat. Saat ini daerah ini telah menjelma menjadi salah satu pusat industri. Daerah ini berjarak sekitar 60 km di sebelah timur Kota Jakarta.

Kertajati

Saat ini Kertajati berstatus sebagai sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Majalengka. Daerah ini akan dikembangkan dengan konsep aerocity yang terhubung langsung dengan Bandara Internasinal Kertajati. Jaraknya cukup jauh dari Kota Jakarta, yaitu sekitar 200 km.

Maja

Maja berjarak sekitar 60 km di sebelah barat Kota Jakarta. Maja merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pemerintah Indonesia tidak akan kesulitan melakukan pembebasan lahan bila Maja dipilih sebagai pusat pemerintahan negara. Sebagian tanah di Kecamatan Maja dimiliki oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

Pulau Reklamasi Teluk Jakarta

Wacana ini sebenarnya tidak memindahkan pusat pemerintahan negara ke luar Jakarta, namun hanya dengan menambah lahan di utara Kota Jakarta dengan cara reklamasi. Wacana ini sempat mencuat saat Jokowi menjadi gubernur Provinsi DKI Jakarta. Pusat Pemerintahan akan ditempatkan di pulau reklamasi yang berbentuk seperti burung garuda.
Kota Palangraya pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Setiap kali ada wacana pemindahan Ibukota Indonesia, kota ini pasti sering kali disebut pakai calon utama pegganti Kota Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Hal tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Di masa pemerintah Presiden Soekarno, Kota Palangkaraya memang akan dijadikan sebagai ibukota baru Indonesia pengganti Kota Jakarta. Bahkan bukan cuma sebatas wacana, namun berbagai langkah konkritpun telah dilakukan.

Kota Palangkaraya (Foto : Skyscrapercity.com)

Pemerintahan Soekarno telah meyakini bahwa di masa depan akan terjadi lonjakan penduduk yang tak terkendali di Pulau Jawa, sehingga akhirnya memunculkan wacana untuk memindahkan ibukota Indonesia ke luar Pulau Jawa. Ada beberapa alasan mengapa Kota Palangkaraya dipilih sebagai ibukota baru Indonesia. Kota ini berada di tengah Pulau Kalimantan yang merupakan pulau terbesar di Indonesia. Selain itu, Kota Palangkaraya juga memiliki potensi dari Sungai Kahayan, layaknya seperti Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta. Soekarno telah menetapkan larangan membangun pemukiman di sekitar Sungai Kahayan. Soekarno berharap hanya taman-taman saja yang boleh dibangun di Sungai Kahayan, sehingga akan menyuguhkan pemandangan yang indah bagi orang-orang yang melewatinya. Selain untuk menunjang pariwisata, tata Kota Palangkaraya memang direncakan akan memadukan transportasi darat dan sungai.

Ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan menandai awal pembangunan Kota Palangkaraya. Peristiwa itu terjadi pada 17 Juli 1957. Sebagai sebuah kota yang baru dibangun, konsep Kota Palangkaraya dirancang secara matang. Ada pengelompokan zona yang memisahkan pusat pemerintahan, komersial dan pemukiman. Sebuah jalan daratpun juga dibangun yang menghubungkan Pusat Kota Palangkarya menuju ke arah Sampit. Jalan tersebut yang saat ini dikenal dengan sebutan Jalan Rusia. Saat ini kondisi jalan tersebut masih mulus meski telah berumur puluhan tahun.

Jalan Rusia ini dirancang oleh insinyur-insinyur yang didatangkan dari Rusia. Itu sebabnya mengapa jalan tersebut diberi nama Jalan Rusia. Pembangunan jalan ini dengan cara mengeruk lahan gambut kemudian diisi dengan batu, pasir dan tanah padat. Itulah sebabnya mengapa Jalan Rusia ini bisa bertahan sangat lama. Rencananya jalan ini akan dibangun sepanjang 175 km yang menghubungkan Parenggean, Sampit dan Pelabuhan Pangkalan Bun. Namun hanya sekitar 34 km pondasi Jalan Rusia yang selesai dibangun. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang memicu pergantian kekuasaan di Indonesia membuat proyek ini terhenti. Pergantian kekuasaan membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Bahkan orang-orang Indonesia yang terlibat pada pembangunan Jalan Rusia ini menyembunyikan jati diri karena rasa takut terhadap pemerintah yang baru. Maklum, pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto sangat anti dengan hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan Orde Lama.

Cita-cita Soekarno yang ingin memiliki ibukota baru menjadi pupus karena runtuhnya rezim yang dia pimpin. Seandainya Rezim Soekarno bisa bertahan lebih lama, tentu saat ini Palangkaraya telah menjadi Ibukota Indonesia. Pembangunan Indonesia juga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa seperti yang terjadi sekarang ini.



Di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terdapat kampung yang disebut sebagai kampung Korea. Di kampung tersebut, semua nama jalan memiliki aksara hangeul dari bahasa Korea.

Kampung Korea tersebut berada di Kecamatan Sorawolio, jalan poros dari Kota Baubau menuju Kabupaten Buton. Penduduk kampung tersebut didominasi oleh Suku Laporo dengan bahasa daerah cia-cia.

Siapa sangka, bahasa cia-cia Laporo rupanya mempunyai persamaan dengan aksara hangeul atau bahasa Korea. Menurut Tetua Adat Laporo Bugi, Djunudin, orang Korea melakukan penelitian dengan bahasa cia-cia Laporo. Usai sebelas tahun penelitian, para peneliti Korea mengatakan ada sedikit persamaan bahasa antra cia-cia Laporo dengan aksara hangeul.

“Ada sedikit persamaan bahasa antara bahasa cia-cia dengan bahasa Korea. Seperti nama perabot dapur dan lahan pertanian sebutannya juga hampir sama,” kata Djunudin, Kamis (6/4/2017).

Pada tahun 2009, dalam simposium persamaan bahasa, pemerintah Kota Baubau menerima aksara hangeul sebagai aksara penulisan cia-cia. Semua nama jalan di Kecamatan Sorawolio terdapat aksara hangeul dengan arti bahasa cia-cia.

Selain itu, penulisan aksara hangeul masuk juga dalam kurikulum mata pelajaran di sekolah. Mohamad Rasyid selaku guru di Sekolah Dasar Negeri Bugi mengatakan bahwa penulisan aksara hangeul mulai dipelajari di sekolah di pada 2013. Siswa-siswi diajari cara penulisan aksara hangeul dengan pengucapan bahasa cia-cia.

“Kami ajari bahasa cia-cia, penulisannya menggunakan aksara hangeul yang diadopsi menjadi aksara cia-cia. Bahasa cia-cia tidak punya aksara dan dicocokkan dengan aksara hangeoul ternyata pas,” ujar Rasyid.

Satu per satu siswa Sekolah Dasar Negeri Bugi dengan lincah menulis di papan tulis dengan menggunakan aksara hangeul.

“Pelajaran bahasa hangeul di sekolah untuk meningkatkan bahasa cia-cia, jangan sampai generasi ke depannya sudah tidak lagi menggunakan bahasa cia-cia,” ucapnya.

Bagi anda yang penasaran dengan kampung Korea, bisa berkunjung langsung di Kecamatan Sorawolio. Jaraknya hanya sekitar 15 kilometer dari Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Sumber : Kompas.com
Batam adalah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Kota ini merupakan salah satu kota terpenting di Indonesia karena posisinya yang strategis. Kota Batam berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Berkat lokasinya yang strategis tersebut, membuat pemerintah Indonesia memberikan berbagai keistimewaan terhadap Kota Batam. Salah satunya dengan menetapkan Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas. Dengan demikian, diharapkan Kota Batam dapat menjadi salah satu kota yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Namun sayangnya semua harapan tersebut masih jauh dari kenyataan. Padahal ketika pertama kali pemerintah Indonesia mengembangkan Kota Batam pada dekade 1970-an, Kota Batam direncakan dapat menjadi Singapura-nya Indonesia. Makanya berbagai infrastruktur besar dibangun di Kota Batam. Contohnya Jembatan Barelang yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dan Bandara Internasional Hang Nadim yang merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Namun akhirnya pengembangan Kota Batam malah jalan di tempat. Sekarang jangankan dengan Singapura, dengan Johor Bahru saja Batam masih kalah saing. Padahal Kota Batam jauh lebih dulu berkembang dibandingkan Johor Bahru.

Foto : Bpbatam.go.id

Salah satu alasan mengapa perkembangan Kota Batam tidak sesuai harapan adalah karena adanya dualisme kepemimpinan. Pemerintah Indonesia ingin mengurus sendiri Kota Batam dengan membentuk Badan Pengusahaan (BP) Batam. Sementara di luar itu, Batam juga memiliki Pemerintahan Kota yang sah. Jadi, sebelum pemerintah mengambil langkah lebih jauh, harusnya selesaikan terlebih dahulu dualisme kepemimpinan di Kota Batam sehingga tidak ada kejadian saling tindih kepentingan.

Meski Kota Batam masih jauh dari harapan, namun kota ini masih menjadi salah satu kota dengan perkembangan perekonomian terpesat di Indonesia. Potensi ekonomi Kota Batam memang besar. Diantaranya ditopang oleh sektor industri, perdagangan dan jasa. Kota Batam juga masuk dalam daftar 3 besar daerah sebagai pintu masuk utama wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jadi kalau kita bicara potensi, Batam memang memiliki potensi yang besar. Tinggal bagaimana cara Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan semua potensi yang ada. Salah satunya mungkin dengan cara meningkatkan konektivitas dengan Singapura.

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Kota Batam kalah saing bila dibandingkan dengan Johor Bahru. Johor Bahru adalah salah satu kota di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Singapura. Saat ini Kota Johor Bahru benar-benar menikmati berkah dari kemajuan Singapura. Pasalnya antara Johor Bahru dan Singapura telah semenjak lama dihubungkan oleh jembatan yang bernama Jalan Penghubung Johor-Singapura. Jadi saat ini Kota Johor Bahru telah berperan layaknya sebagai kota satelit bagi Singapura. Banyak orang Singapura yang kemudian berinvestasi di Johor Bahru, terutama disektor properti.

Kota Johor Bahru yang semakin berkembang pesat (Foto : Flickr.com)

Batam juga harus melakukan hal serupa kalau mau mendapatkan berkah dari kemajuan Singapura. Meskipun untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura akan membutuhkan anggaran yang lebih besar. Pemerintah Indonesia juga pasti akan berpikir panjang untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura karena anggaran yang besar tersebut. Padahal kalau jembatan tersebut benar-benar terwujud, Kota Batam tidak akan hanya terhubung dengan Singapura, tetapi juga akan terhubung dengan Malaysia. Anggaran yang besar tersebut akan sebanding dengan apa yang akan diraih oleh Kota Batam.

Selain hal diatas, pembenahan internal juga perlu dilakukan oleh Kota Batam. Batam terkenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia. Sebagai kota industri, salah satu infrastruktur yang dibutuhkan oleh Kota Batam adalah infrastruktur yang menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan. Dengan demikian arus perdangan akan lebih lancar. BP Batam memang sudah ada rencana untuk membangun jalan tol yang menghubungkan Kawasan Industri Muka Kuning dengan Pelabuhan Kargo Batuampar. Namun saat ini masih sebatas wacana.

Kota Batam juga perlu membangun angkutan cepat atau rapid transit. Tidak ada kota maju di dunia yang tidak memiliki angkutan cepat. BP Batam juga sudah pernah mengusulkan wacana ini dengan membangun angkutan cepat jenis LRT (Light Rail Transit). Intinya adalah, Kota Batam perlu mengembangkan infrastruktur yang mampu membuat mobilitas barang dan orang menjadi lebih efesien.

Sebagai penutup saya ingin menyampaikan bahwa inti dari tulisan ini adalah, Pemerintah Indonesia harus melakukan langkah besar kalau ingin memberikan perubahan besar bagi Kota Batam. Kita sangat menghargai cita-cita pemerintah yang ingin memajukan Kota Batam. Namun semua itu sulit dicapai kalau pemerintah tidak berani berkorban lebih besar.

KRL Jabodetabek adalah layanan kereta komuter (commuter line) yang menghubungkan Kota Jakarta dengan daerah-daerah sekitarnya. KRL Jabodebatek memiliki operator dengan nama PT KAI Commuter Jabodetabek. Di Asia Tenggara, KRL Jabodetabek merupakan layanan commuter line terbesar. 

Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, perusahaan mencatat jumlah penumpang KRL Commuter Line pada Senin (8/5/2017) mencapai 1.014.631 pengguna.
Capaian jumlah penumpang lebih dari 1 juta orang, paparnya juga pernah terjadi pada 5 Mei 2017. Pada saat itu, ungkapnya pengguna KRL Commuter Line mencapai 1.014.696 orang - tertinggi sepanjang sejarah beroperasinya KRL Commuter Line.
"Jumlah 1 juta pengguna ini adalah cerminan kepercayaan dan apresiasi masyarakat Jabodetabek pada PT KCJ yang senantiasa berupaya meningkatkan pelayanan dan kapasitas angkut KRL. Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jabodetabek dan para pemangku kepentingan atas dukungannya terhadap transportasi publik, khususnya KRL" ungkap Fadhila, Jakarta, dalam siaran pers kepada Bisnis pada Selasa malam (9/5/2017).
Dia mengatakan, rekor pencapaian jumlah penumpang hingga lebih dari satu juta orang sejalan dengan tren peningkatan jumlah penumpang sejak diberlakukannya jadwal baru KRL pada April 2017.
Selama satu bulan terakhir, ungkapnya tren peningkatan volume penumpang terjadi merata di seluruh stasiun. Adapun rata - rata jumlah penumpang KRL Commuter Line mencapai lebih dari 950.000 orang per hari.
Guna menambah kapasitas angkut, paparnya sejak awal 2016 KCJ mulai menjalankan program perpanjangan rangkaian dengan mengoperasikan KRL yang memiliki formasi 12 kereta (SF12) per rangkaian.
Sejalan dengan itu rangkaian KRL dengan formasi 8 kereta (SF 8) terus dikurangi dengan merangkai ulang sejumlah KRL yang terdiri dari 8 kereta menjadi rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 10 kereta.
Sumber : Bisnis
Setiap kota tentunya memiliki sejarah sendiri dalam proses terbentuknya. Sebagian kota telah terbentuk dari berabad-abad lalu sehingga memiliki warisan kawasan-kawasan yang punya nilai sejarah tinggi. Kawasan-kawasan bersejarah tersebut lebih dikenal dengan sebutan kota tua.

Berkat nilai sejarah yang tinggi, banyak kawasan-kawasan tua menjelma menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Di Indonesia sendiri terdapat banyak kota yang memiliki wisata kota tua. Dari semua kawasan wisata kota tua di Indonesia, berikut adalah 5 diantaranya yang paling populer. 

Kota Tua Jakarta

Foto : Trieuhaotravel.vn

Jakarta memiliki kawasan kota tua yang bernama Batavia Lama (Oud Batavia). Wilayah ini memiliki luas 1,3 km² yang melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Karena lokasinya yang strategis, pada masa pemerintahan Hinda Belanda kawasan Batavia Lama merupakan salah satu pusat perdagangan di regional Asia.

Kota Lama Jakarta dinamai Batavia karena untuk menghormati leluhur bangsa Belanda, Batavieren. Kawasan ini selesai dibangun pada tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC. Kota lama ini dirancang seperti kota-kota di Belanda, lengkap dengan benteng, dinding kota dan kanal. Museum Fatahillah menjadi salah satu ikon utama Kota Tua Jakarta.

Kota Tua Bandung

Foto : Liputan6.com

Jalan Asia Afrika merupakan kawasan kota tua yang paling bersejarah dan paling populer di Kota Bandung. Jalan Asia Afrika ini membentang sepanjang 1 km. Di Jalan Asia Afrika berdiri salah satu gedung yang paling bersejarah di Indonesia, yaitu Gedung Merdeka. Di gedung ini pernah dirumuskan sebuah kesepakatan dari negara-negara terjajah yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung.

Pemerintah Kota Bandung dengan serius membenahi kondisi Jalan Asia Afrika. Di Jalan Asia Afrika ini kita dapat menjumpai kursi-kursi taman, pot-pot bunga, bola-bola dunia, dan lampu-lampu yang didesain mirip dengan jalan-jalan di Eropa.

Kota Tua Semarang

Foto : 1001malam.com

Semarang memiliki kawasan kota tua yang diberi nama Little Netherland. Di Kota Lama Semarang ini kita dapat menjumpai bangunan-bangunan megah kuno peninggalan kolonial Belanda. Apalagi di kawasan Kota Lama Semarang ini juga terdapat kanal-kanal air yang semakin membuat mirip dengan kota-kota di Belanda.

Salah satu ikon utama dari Little Netherland Semarang adalah Gereja Blenduk. Gereja ini usianya sudah lebih dari dua setengah abad. Di seberang Gereja juga terdapat bangunan yang tak kalah megah yang digunakan sebagai gedung perkantoran milik perusahaan asuransi Jiwasraya.

Kota Tua Surabaya

Foto : Jejakwisata.com

Sama halnya seperti Jakarta, Surabaya pada zaman Kolonial Belanda juga merupakan sebuah kota pelabuhan yang penting. Itulah sebabnya banyak bangunan-bangunan megah peninggalan Belanda yang dapat dijumpai di kota ini. Salah satu lokasi Kota Tua Surabaya yang banyak terdapat bangunan peninggalan Belanda adalah Jalan Tunjungan. Di Jalan Tunjungan ini terdapat sebuah gedung fenomenal yang bernama Hotel Majapahit. Pada gedung ini dulu pernah terjadi penyobekan warna biru pada bendera Belanda sehingga yang tersisa hanya warna merah putih yang merupakan warna bendera Indonesia. 

Kota Tua Medan

Foto : Virginmojito.wordpress.com

Untuk luar Pulau Jawa, Medan merupakan kota yang memiliki kota tua paling populer. Kota Tua di Medan tidak hanya menawarkan lokasi bernuansa khas Belanda, namun ada pula yang menawarkan nuansa khas India. Kawasan tersebut bernama Kampung Madras. Di Kampung Madras ini dapat kita jumpai kuil-kuil khas tempat ibadah orang-orang penganut agama Hindu keturunan India. 

Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mengembangkan sektor pariwasata. Salah satunya adalah dengan mengembangkan infrastruktur di sejumlah destinasi wisata andalan. Untuk Provinsi Sumatera Utara, Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Demi mendongkrak kunjungan wisatawan ke Danau Toba, Pemerintah terus meningkatkan infrastruktur yang menghubungkan Danau Toba dengan Kota Medan. Maklum, Medan merupakan pintu masuk utama wisatawan ke Sumatera Utara.

Salah satu infrastruktur yang dibangun untuk menghubungkan Medan dan Danau adalah jalur kereta api. Saat ini jalur kereta api dari Kota Medan hanya baru mencapai Kota Siantar. Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perhubungan akan membangun jalur tambahan dari Kota Siantar ke Parapat di Kabupaten Simalungun. Dengan demikian, Kota Medan dan Danau Toba dapat terhubung langsung dengan jalur kereta api. Menurut VP Corporate Communication PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin, perkiraan lama perjalanan dari Kota Medan ke Danau Toba bila menggunakan kereta api adalah sekitar 4,5 jam.

Hitungan lamanya perjalanan dari Medan ke Danau Toba menggunakan kereta api, yakni perbandingan waktu tempuh Kereta Api Siantar Ekspres dari Medan ke Stasiun Siantar yang berjarak 127 kilometer. Sementara dari Siantar ke Parapat berjarak sekitar 30 kilometer. 

"Asumsinya kalau saya tanya orang teknik, dari Siantar sampai ke Parapat itu 35 menit, itu ada hitungan kecepatan kereta dan hitungan teknis lainnya. Jadi kalau dari Medan ke Siantar 4 jam, artinya dari Medan ke Toba pakai kereta api ya sekitar 4,5 jam," jelasnya kepada detikFinance, Jumat (12/5/2017). 

Selama ini, sebagian besar wisatawan maupun penduduk sekitar Danau Toba mengandalkan transportasi darat, baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi, dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam perjalanan. Sementara sebagian lainnya menggunakan pesawat terbang via Bandara Silangit. 

Namun meski lamanya perjalanan hampir sama dengan moda angkutan darat lain, sambungnya, perjalanan dengan kereta api jauh lebih terjamin ketepatan waktunya. Apalagi jalan raya Medan ke Danau Toba kerap macet di beberapa titik pada waktu-waktu tertentu. 

"Hampir sama dengan lama perjalanan pakai darat. Cuma kalau pakai kereta api kan tidak macet. Jadi sudah pasti waktunya kalau pilih kereta api," ujar Agus. 

Kepala Humas Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ilud Siregar, menjelaskan, yang menarik dari jalur dari Stasiun Siantar hingga ke Parapat, yakni pemandangan alam pegunungan yang akan dilintasi rel kereta baru tersebut.

"Kalau tanya pemandangan, itu sangat cantik, karena alamnya pegunungan. Cantik sekali pemandangannya. Apalagi begitu mendekati (Danau) Toba," pungkasnya.


Sumber : Detik
Global city atau kota global merupakan sebutan untuk kota-kota yang dianggap memiliki peranan penting dalam perekonomian global. Beberapa hal yang menjadi faktor agar sebuah kota masuk dalam daftar kota global adalah perekonomian yang besar dan infrastruktur yang memadai. Selain itu tentunya harus menarik sebagai tujuan investasi sehingga banyak perusahaan multinasional yang menanamkan modal di sana.

Indonesia sendiri menempatkan tiga kotanya dalam daftar kota global untuk regional Asia Pasifik. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Seperti yang kita ketahui, Jakarta, Surabaya, dan Bandung merupakan tiga kota terbesar di Indonesia. Ketiga kota tersebut juga memiliki porsi terbesar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Kota Jakarta memiliki kontribusi 16,95 persen terhadap PDB Indonesia. Sementara Surabaya dan Bandung masing-masing memiliki kontribusi 3,48 persen dan 1,68 terhadap PDB Indonesia.

Kota Jakarta (Foto : Dailystar.co.uk)

Beberapa negara lainnya di Asia Tenggara juga menempatkan kota-kota mereka dalam daftar kota global. Selain Indonesia, ada negara Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura yang juga memiliki kota global. Thailand diwakili oleh Kota Bangkok. Sementara Malaysia dan Vietnam masing-masing diwakili oleh Kota Kuala Lumpur dan Ho Chi Minh. Diantara negara-negara ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki lebih dari satu kota global.

Kita harapkan semoga terus bertambah kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori kota global. Kalau perlu tidak hanya kota-kota di Pulau Jawa, namun juga kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Medan dan Makassar.  Apalagi saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah di Indonesia.

Dibawah ini merupakan daftar lengkap kota-kota di Asia Pasifik yang masuk dalam daftar kota global yang bersumber dari situs atkearney.



Sudah bukan rahasia lagi kalau perekonomian Indonesia bertumpuk di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Bila perekonomian Kota Jakarta digabung dengan daerah-daerah sekitarnya seperti Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang, maka daerah-daerah tersebut telah menguasai lebih dari 1/5 perekonomian Indonesia. Baik Kota Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang, sama-sama masuk dalam daftar 20 daerah dengan perekonomian terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 11.540,8 triliun rupiah. Porsi Kota Jakarta terhadap PDB Indonesia mencapai 16,95% atau  1.956,03 triliun rupiah. Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan memegang peranan paling penting yaitu masing-masing mencapai 4,14% dan 3,78%.

Untuk wilayah Jabodetabek yang berada di luar Kota Jakarta, Kabupaten Bekasi memegang porsi terbesar terhadap PDB Indonesia. Daerah yang menjadi salah satu tujuan utama investasi para investor ini memegang porsi ekonomi 2,1% dari PDB Indonesia atau setara dengan 243, 4 triliun rupiah. Kabupaten Bekasi sendiri merupakan daerah dengan perekonomian terbesar di Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disusul oleh Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor memiliki porsi 1,44% terhadap PDB Indonesia atau setara dengan 166,1 triliun. Disusul oleh Kota Tangerang yang memiliki porsi 1,08 persen atau 124,6 triliun terhadap PDB Indonesia. Bila PDB semua daerah tersebut digabung, nilainya mencapai 2,490 triliun rupiah.

Ini tentu menjadi PR yang berat bagi pemerintah Indonesia. Pemerataan pembangunan yang selama ini didengung-dengungkan masih belum membuahkan hasil yang memuaskan. Bahkan pemerintah masih sulit menjadikan daerah-daerah yang berada di luar Jabodebatek, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa sebagai daerah yang menarik untuk tujuan investasi.

Sumber : Detik.com
Malang adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Berdasarkan data tahun 2014, Kota Malang memiliki populasi penduduk yang mencapai 845.973 jiwa. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan sebutan Malang Raya.

Kota Malang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berbagai pemandangan khas kota-kota besar dapat kita jumpai di kota ini. Salah satunya adalah keberadaan gedung-gedung tinggi. Bicara tentang gedung tinggi, pada tulisan ini kita akan membahas tentang 10 gedung tertinggi di Kota Malang. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftarnya.

Malang City Point

Foto : Rumah.com

Malang City Point adalah gedung yang difungsikan sebagai apartemen. Gedung ini terdiri dari 2 tower yang masing-masing memiliki 19 lantai. Jadi, Malang City Point menduduki posisi pertama dan kedua sebagai gedung tertinggi di Kota Malang. Malang City Point berlokasi di Jalan Raya Dieng, Malang.

Soekarno Hatta Apartment

Foto : Jurnalmalang.com

Sesuai dengan namanya, Soekarno Hatta Apartment merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai apartemen. Gedung yang berada di Jalan Soekarno Hatta ini memiliki 17 lantai. Dengan demikian, Soekarno Hatta Apartment menduduki posisi ketiga sebagai gedung tertinggi di Kota Malang.

Gedung Filkom Universitas Brawijaya

Foto : Skyscrapercity.com

Universitas Brawijaya memiliki beberapa gedung tinggi. Gedung tertinggi yang dimiliki oleh Universtias Brawijaya adalah gedung Filkom (Fakultas Ilmu Komputer). Gedung ini terdiri dari 13 lantai dan berada pada posisi keempat sebagai gedung tertinggi di Kota Malang.

Aria Gajayana

Foto : Hotel-r.net

Aria Gajayana adalah sebuah gedung yang berada di Jalan Kawi, Malang. Gedung ini merupakan sebuah hotel berbintang 4. Aria Gajayana terdiri dari 12 lantai dan menduduki posisi kelima dalam daftar gedung tertinggi di Kota Malang.

Best Western OJ Hotel

Foto : Ixigo.com

Sama halnya seperti Aria Gajayana, Best Western OJ Hotel juga merupakan sebuah hotel berbintang 4. Hotel ini berada di Jalan Dr. Cipto, Malang. Best Western OJ Hotel menduduki posisi keenam sebagai sebagai gedung tertinggi di Kota Malang. Gedung ini terdiri dari 12 lantai.

Gedung FIA Universitas Brawijaya

Foto : Skyscrapercity.com

Gedung FIA (Fakultas Ilmu Adminstrasi) Universitas Brawijaya menduduki posisi tertinggi ketujuh di Kota Malang. Gedung ini terdiri dari 12 lantai.

Gedung FEB Universitas Brawijaya

Foto : Skyscrapercity.com

Posisi gedung tertinggi kedelapan di Kota Malang juga dipegang oleh Universitas Brawijaya. Gedung tersebut adalah Gedung FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Gedung ini terdiri dari 12 lantai.

Ibis Styles Malang

Foto : Booking.com

Ibis Styles Malang adalah sebuah hotel bintang 4 yang berada di Jalan Letjen S. Parman, Malang. Gedung ini memiliki 12 lantai dan merupakan gedung tertinggi kesembilan di Kota Malang. Gedung ini merupakan sebuah hotel berbintang 4.

Swiss-Belinn Malang

Foto : Realestate.com.au

Posisi gedung tertinggi kesepuluh di Kota Malang dipegang oleh Swiss-Belinn Malang. Swiss-Belinn Malang adalah sebuah hotel berbintang 3. Gedung yang memiliki 12 lantai ini berada di Jalan Veteran, Malang.


Saat ini kembali mencuat wacana untuk melakukan pemindahan Ibukota Negara Indonesia. Berbagai permasalahakan yang terdapat di  Kota Jakarta selaku Ibukota Negara Indonesia dianggap telah menjadikan kota ini tidak layak menjadi ibukota negara. Apalagi penduduk Kota Jakarta sudah terlanjur padat sehingga sangat sulit untuk ditata. Kondisi Jakarta yang seperti itu tidak terlepas dari kesalahan yang dilakukan Pemerintah Indonesia selama-lama berpuluh-puluh tahun. Sebagai sebuah negara kesatuan, Indonesia menjadikan Jakarta sebagai pusat segala-galanya. Akibat kesalahan tersebut, pembangunan Indonesia jadinya hanya terpusat di Kota Jakarta dan Pulau Jawa pada umumnya.

Ada dua alasan utama mengapa ibukota Indonesia harus pindah, yaitu pemerataan pembangunan dan mengurai kepadatan Kota Jakarta. Kota Palangkaraya disebut-sebut menjadi kandidat utama calon ibukota baru Indonesia. Berbagai langkah konkritpun juga mulai dilakukan. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan pemerintah Kalimantan Tengah yang telah menyiapkan lahan seluas 500 ribu hektar untuk lokasi calon ibukota baru Indonesia. Sementara Pemerintah Indonesia melalui Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) mulai mengkaji rencana pemindahan ibukota Indonesia tersebut. Menurut pihak Bappenas, kajian tentang pemindahan Ibukota Negara Indonesia akan rampung pada bulan Agustus 2017.

Palangkaraya, kandidat terkuat calon ibukota baru Indonesia (Foto : Okezone.com)

Namun apakah pemindahan ibukota negara benar-benar solusi terbaik bagi Indonesia? Ada sumber yang menyebutkan bahwa pemindahan Ibukota Negara Indonesia sekurang-kurangnya membutuhkan anggaran sekitar 100 triliun rupiah. Angka yang sangat fantastis tentunya. Kalau alasannya untuk pemerataan pembangunan, bukankah lebih baik anggaran sebesar itu dimanfaatkan untuk melahirkan pusat-pusat perekonomian baru? Indonesia memiliki sejumlah kota besar di luar Pulau Jawa yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat-pusat perekonomian baru untuk alternatif Jakarta. Contohnya Kota Medan di Pulau Sumatera dan Kota Makassar di Pulau Sulawesi. Kedua kota ini sudah masuk dalam kategori kota metropolitan. Jadi anggaran yang besar tadi bisa dimanfaatkan untuk menggenjot pembangunan di Kota Medan ataupun Makassar agar perkembangannya bisa mendekati Kota Jakarta.

Sementara bila alasannya adalah untuk mengurai kepadatan Kota Jakarta, masih ada pilihan selain melakukan pemindahan ibukota negara. Caranya adalah dengan melakukan pemindahan pusat pemerintahan. Jadi, Jakarta tetap berstatus ibukota negara namun pusat pemerintahannya berada di luar Jakarta. Tentunya pusat pemerintahan tersebut berada di daerah yang masih relatif dekat dengan Kota Jakarta agar konektivitasnya masih dapat berjalan lancar. Salah satu negara yang menerapkan sistem seperti ini adalah negara tetangga kita Malaysia. Malaysia tetap menjadikan Kuala Lumpur sebagai ibukota negara namun pusat pemerintahan negaranya berada di Kota Putrajaya. Jadi, kepadatan Kota Kuala Lumpur bisa sedikit dikurangi dan Malaysia juga dapat mendirikan sebuah pusat pemerintahan yang tertata dengan baik. Ide seperti ini pernah muncul di masa pemerintahan presiden Soeharto. Saat itu pusat pemerintahan negara direncakan akan dipindahkan ke Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya berada sekitar 40 km dari Kota Jakarta.

Kota Putrajaya di Malaysia (Foto : Marinaputrajaya.com)

Memang harus diakui ada niat baik dibalik rencana pemindahan Ibukota Negara Indonesia. Namun kalau alasan untuk melakukan pemerataan pembangunan dan mengurai kepadatan Kota Jakarta, tidak harus dengan melakukan pemindahan ibukota segala. Daripada membangun sebuah ibukota negara yang baru, lebih baik membangun pusat-pusat perekonomian baru sehingga tidak semuanya harus terpusat di Kota Jakarta. Apalagi akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk membangun sebuah ibukota negara yang baru.
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home