Cilegon adalah salah satu kota otonom yang berada di Provinsi Banten. Kota Cilegon merupakan kota terkecil diantara semua kota yang berada di provinsi Banten. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk kota Cilegon adalah 416.464 jiwa. Jumlah yang masih jauh untuk menjadikan Kota Cilegon sebagai kota metropolitan. Walaupun memiliki penduduk yang relatif kecil, namun kota Cilegon memiliki peranan yang besar bagi provinsi Banten. Salah satunya adalah karena posisinya yang strategis yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Pelabuhan Merak yang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan paling terkenal di Indonesia berada di kota ini. Jadi, Cilegon merupakan salah satu gerbang utama yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Cilegon pertama kali ditetapkan sebagai sebuah kota berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986. Saat itu kota Cilegon masih berstatus Kota Administratif yang berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Serang. Berkat tumbuhnya sektor industri dan perdagangan, Kota Cilegon terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut membuat pemerintah akhirnya menaikan status Kota Cilegon menjadi sebuah kotamadya. Kota Cilegon ditetapkan sebagai kotamadya setelah disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Cilegon dikenal juga dengan julukan Kota Baja. Pasalnya di kota ini berdiri industri baja terbesar di Asia Tenggara yang bernama PT Krakatau Steel. Setiap tahunnya, Cilegon menghasilkan 6 juta ton baja dari Kawasan Industri Krakatau Steel. Krakatau Steel sendiri merupakan sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sudah berdiri di Kota Cilegon sejak tahun 1970.

Kawasan industri milik PT Krakatau Steel (Foto : Krakatausteel.com)

Cilegon merupakan kota yang kaya. Sektor industri menjadi penopang utama perekonomian Kota Cilegon. Berkat tingginya kegiatan industri di Kota Cilegon, menyebabkan Cilegon menjadi salah satu kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Di Indonesia, pendapatan per kapita Kota Cilegon berada diposisi keempat setelah Kota Bontang, Kediri dan Jakarta. Untuk di Provinsi Banten, Cilegon merupakan kota dengan pendapatan per kapita tertinggi. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, Kota Cilegon memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 189,182 juta rupiah. Jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang hanya sekitar 45,18 juta rupiah. Sementara PDRB (Produk Domestik Regional Burto) Kota Cilegon untuk tahun 2015 adalah 77,963 triliun rupiah. Di Provinsi Banten, hanya Kota Tangerang yang memiliki PDRB lebih besar dibandingkan Kota Cilegon. Hal ini wajar karena populasi Kota Tangerang mencapai 1,6 juta jiwa. Sementara populasi Kota Cilegon hanya 400 ribuan jiwa.
Surabaya adalah ibukota dari Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Surabaya memiliki populasi penduduk yang mencapai 3.110.187 jiwa berdasarkan data tahun 2012. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia.

Sebagai sebuah kota metropolitan, tentunya Surabaya memiliki area metropolitan. Area metropolitan Surabaya bernama Gerbangkertosusila yang merupakan akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. Area metropolitan Gerbangkertosusila merupakan area metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah area metropolitan Jabodetabek. Berdasarkan data tahun 2010, Gerbangkertosusila memiliki populasi penduduk yang mencapai 9.115.485 jiwa dengan luas wilayah adalah 1.548,3 km persegi. Berbagai kerjasama terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang masuk dalam area metropolitan Gerbangkertosusila. Salah satunya adalah pengalihan sektor industri dari Kota Surabaya ke kota-kota penyangga seperti Gresik dan Sidoarjo. Dengan demikian, beban Kota Surabaya dapat terkurangi serta perekonomian Gresik dan Sidoarjo dapat lebih berkembang. Surabaya bisa lebih fokus lagi untuk mengembangkan perekonomian disektor jasa dan perdagangan.

Boleh dibilang Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur di Kota Surabaya. Memang, gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya belum sebanyak dan belum sejangkung gedung-gedung pencakar langit di Kota Jakarta. Namun setidaknya Kota Surabaya sudah bisa sedikit mendekati Kota Jakarta. Kota Surabaya telah memiliki gedung pencakar langit yang ketinggian mencapai 50 lantai. Kedepannya akan semakin banyak lagi gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggan 50 lantai atau lebih yang hadir di Kota Surabaya.

Baca juga : 20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya

Gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya (foto : ramaperdanasby di instagram)

Selain gencar membangun gedung tinggi, Kota Surabaya juga gencar dalam mengembangkan infrastruktur. Salah satu infrastruktur Kota Surabaya yang terkenal unggul dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia adalah trotoar atau jalur pedestrian (pedestrian way). Selama kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Kota Surabaya memang sangat fokus dalam membenahi trotoar. Hingga tahun 2016 lalu, Kota Surabaya telah memiliki lebih dari 45 km trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar tersebut dibuat lebar dan bebas dari PKL. Salah satu trotoar paling lebar di Kota Surabaya berada di Jalan Embong Malang. Trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter dan kerap dimanfaatkan oleh sejumlah komunitas untuk melakukan aktivitas. Selain gencar membenahi trotoar, Tri Rismaharini juga terkenal gencar membenahi taman-taman di Kota Surabaya. Salah satu taman di Kota Surabaya yang bernama Taman Bungkul, sempat meraih predikat sebagai taman terbaik di Asia pada tahun 2013 lalu.

Baca juga : Beginilah Perbandingan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya

Salah satu trotoar di Kota Surabaya (foto : detik.com)

Infrastruktur jalan juga tidak luput dari perhatian Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur jalan yang sedang dikerjakan di Surabaya. Proyek-proyek tersebut antara lain Middle East Ring Road (MERR), Frontage Road (FR) sisi barat dan timur, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Saat ini yang tengah dikebut pengerjaannya adalah proyek Frontage Road sisi barat dan MERR II C. Diharapkan kedua jalan tersebut sudah selesai pengerjaannya pada tahun 2017 ini. Jalan-jalan baru tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Surabaya yang semakin hari semakin parah kondisinya.

Sebagai sebuah kota perdagangan, Surabaya tentunya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan penopang utama sektor perdagangan di Kota Surabaya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2015 Surabaya juga meresmikan pelabuhan lainnya yang bernama Pelabuhan Teluk Lamong. Pelabuhan ini disebut-sebut sebagai pelabuhan tercanggih di Indonesia. Pengoperasian pelabuhan ini sudah  menggunakan komputerisasi sehingga minim pemanfaatan tenaga manusia secara langsung. Pelabuhan ini sanggup melayani kapal-kapal besar dengan bobot hingga 5 juta TEUs. Selain canggih, Pelabuhan Teluk Lamong juga mengusung konsep Green Port. Pelabuhan Teluk Lamong hanya membolehkan truk kontainer yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk masuk ke area pelabuhan. Di sana disediakan transfer area untuk memindahkan kontainer-kontainer dari truk yang tidak menggunakan BBG ke truk yang menggunakan BBG yang telah disediakan oleh pihak Pelabuhan Teluk Lamong.

Pelabuhan Teluk Lamong (foto : marketeers.com)

Selain pelabuhan, Surabaya juga memiliki bandara yang mumpuni. Bandara tersebut bernama Bandara Internasional Juanda. Meski melayani penumpang Surabaya, Bandara Internasional Juanda sebenarnya berada di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2015 lalu, Bandara Internasional Juanda mampu melayani penumpang sebanyak 18.911.256 jiwa dan menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ini Bandara Internasional Juanda ditopang oleh dua buah terminal penumpang. Kedepannya Bandara Internasional Juanda akan mengembangkan terminal ke-3 dengan kapasitas yang mencapai 70 juta penumpang. Dengan kapasitas sebesar itu, menjadikan Terminal 3 Bandara Internasional Juanda sebagai terminal bandara termegah di Indonesia. Mayoritas lahan untuk Terminal 3 Bandara Internasional Juanda rencananya akan berada di area reklamasi. Terminal ini akan diapit oleh dua landasan pacu dan akan memiliki 164 garbarata atau pintu menuju pesawat.

Render Terminal 3 Bandara Internasional Juanda (foto : tribunnews.com)

Infrastruktur yang paling diharapkan dapat segera terwujud di Kota Surabaya adalah Angkutan Massal Cepat (AMC). Untuk mewujudkan hadirnya Angkutan Massal Cepat di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya sudah merencanakan untuk membangun trem dan LRT (Light Rail Transit). Untuk trem, harusnya sudah dilakukan pembangunan di awal 2017. Sayangnya masih terjadi tarik ulur dalam hal pendanaan. Pemerintah Kota Surabaya jelas tidak akan sanggup melakukan pembangunan trem tersebut kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota. Untuk itu perlu ada sokongan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana dari APBN ini yang sampai sekarang masih belum jelas realisasinya. Padahal Kota Surabaya benar-benar sudah sangat membutuhkan Angkutan Massal Cepat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Surabaya. Bila sudah memiliki Angkutan Massal Cepat, Pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan pembatasan kendaraan untuk daerah-daerah yang dilalui dilalui oleh Angkutan Massal Cepat. Kehadiran Angkutan Massal Cepat tentunya akan semakin mengukuhkan Kota Surabaya sebagai salah satu kota dengan infrastruktur paling memadai. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Pontianak adalah ibukota dari Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan salah satu kota terbesar di Pulau Kalimantan. Kota ini menjadi salah satu daerah yang dialiri oleh sungai terpanjang di Indonesia yang bernama Sungai Kapuas. Sungai Kapuas menjadi salah satu penggerak utama perekonomian Kota Pontianak. Selama ini masyarakat Kota Pontianak telah memanfaatkan Sungai Kapuas untuk keperluan transportasi dan perdagangan. Namun ada potensi lainnya dari Sungai Kapuas yang saat ini coba dimaksimalkan oleh Pemerintah Kota Pontianak, yaitu penataan kawasan pinggiran Sungai Kapuas.

Pemerintah Kota Pontianak sedang mengembangkan Kota Pontianak menuju sebuah waterfront city. Untuk itu salah satu upaya yang paling penting yang perlu dilakukan adalah pembenahan kawasan pinggiran sungai. Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Kota Pontianak mengeluarkan anggaran yang mencapai Rp4,7 triliun untuk membenahi kawasan pinggiran Sungai Kapuas. Dengan anggaran sebesar itu, Waterfront City Pontianak diklaim akan lebih cantik atau lebih indah daripada Waterfront City Kuching. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Sekedar informasi, Kuching merupakan sebuah kota yang berada di Negara Bagian Serawak, Malaysia. Kota ini memang terkenal sebagai salah satu andalan Malaysia dalam mendatangkan wisatawan. Selain indah, Kota Kuching juga terkenal akan kebersihannya.

Konsep penataan Waterfront City Pontianak (Foto : Akun facebook Sutarmidji).

Tentu butuh waktu yang tidak sedikit untuk mewujudkan Pontianak menjadi sebuah waterfront city berkelas dunia. Bahkan Sutarmidji yang merupakan Walikota Pontianak saat ini, berpesan agar penerusnya nanti tetap melanjutkan pembangunan Waterfront City Pontianak. Saat ini perkembangan pembenahan Waterfront City Pontianak baru menyentuh angka 10 persen. Pembangunan yang sedang berlangsung saat ini dimulai dari Jembatan Kapuas I hingga Terminal Pelampung di sisi kiri, dan dariJembatan Kapuas I hingga Masjid Jami' di sisi kanan.

Seandainya Waterfront City Pontianak terwujud sesuai harapan, bukan tidak mungkin akan mengundang investor untuk membangun mall, hotel, ataupun apartemen di tepian Sungai Kapuas. Dengan demikian pemandangan Waterfront City Pontianak bukan hanya akan lebih cantik, tetapi juga akan lebih metropolis.


Referensi :

  • http://thetanjungpuratimes.com/2017/01/30/edi-pastikan-waterfront-pontianak-lebih-cantik-dari-waterfront-kucing/
  • http://www.pontianakpost.co.id/posting-konsep-kreatif-bang-midji-banjir-pujian
Keberadaan rel kereta api memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Ide tentang pembangunan rel kereta api sudah muncul ketika diterapkan sistem tanam paksa oleh kolonial Belanda pada tahun 1825-1830. Ide tersebut muncul dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda. Salah satu alasannya adalah karena tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Untuk pertama kali, proposal tentang pembangunan rel kereta api di Hindia Belanda dilakukan pada tahun 1940 oleh Kolonel J.H.R. Van der Wijck.

Rel kereta api pertama di Indonesia mulai dibangun pada tahun 1864. Pembangunannya diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Sementara pencangkulan pertamanya dilakukan di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,  Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Rel yang pertama kali dibangun di Indonesia tersebut memiliki rute Semarang-Tanggung dengan panjang 26 km. Tujuan dibangunnya rel tersebut adalah untuk keperluan militer serta mengangkut hasil bumi ke Gudang Semarang. Menariknya, Indonesia memiliki rel pertama dengan lebar 1435 mm. Padahal untuk saat ini, lebar rel yang umum digunakan di Indonesia adalah 1067 mm. Bermula dari kesuksesan rel Semarang-Tanggung inilah akhirnya Belanda melakukan pembangun jalur rel lainnya di Indonesia, bahkan hingga luar Pulau Jawa.

Rel Semarang-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1867. Ini berarti sudah hampir 150 tahun Kota Semarang memiliki rel yang aktif beroperasi. Usia yang tentunya sudah sangat tua. Bahkan sangking tuanya, jejak-jejak peninggalan stasiun tertua di kota ini yang juga sekaligus stasiun tertua di Indonesia sempat sulit dilacak keberadaannya. Stasiun tersebut dikenal dengan nama Stasiun Semarang NIS.

Stasiun Semarang NIS

Setelah sekian puluh tahun para peneliti mencari tahu keberadaannya, barulah sekitar tahun 2009 Stasiun Semarang NIS ditemukan. Ternyata stasiun ini tidak benar-benar lenyap meski sulit dilacak keberadaannya. Stasiun ini berevolusi menjadi rumah-rumah petak dan telah banyak komponen stasiun yang hilang. Hanya sebagian kecil komponen stasiun yang tersisa, itupun butuh kejelian untuk melihatnya.

Kondisi Stasiun Semarang NIS saat ini

Bagian dari Stasiun Semarang NIS yang masih tersisa antara lain bekas atap peron yang ditandai dengan besi-besi yang melengkung, bekas ventilasi udara berbentuk bulat besar, kayu-kayu kaso yang besar, dan dinding batu bata yang tebal. Selebihnya tidak ada yang tersisa dari Stasiun Semarang NIS. Bahkan rel yang menghubungkan Semarang-Tanggung sepanjang 26 km juga sudah luput keberadaannya. Ternyata sudah semenjak lama bangunan ini beralih fungsi menjadi rumah. Bahkan orang-orang yang tinggal di sana juga sepertinya tidak tahu bahwa lokasi yang mereka tinggali dulunya merupakan sebuah stasiun.

Kalau diperhatikan, tinggi rumah-rumah bekas Stasiun Semarang NIS ini hanya sekitar 2 m. Padahal berdasarkan bukti gambar-gambar lama yang ada, tinggi Stasiun Semarang NIS diperkirakan mencapai 5 m. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh banjir dan penurunan muka tanah yang terjadi di sana. Masyarakatpun harus menguruk tanah agar tetap bisa tinggal di sana.


Referensi :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia
  • http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150617091424-92-60486/melacak-misteri-stasiun-kereta-api-terkuno-di-indonesia/
Waterfront city adalah kawasan perkotaan yang pengembangannya difokuskan pada daerah tepian sungai, pantai ataupun danau. Ada beberapa kriteria untuk mengklasifikasikan sebuah kota sebagai waterfront city. Pertama, kota tersebut harus berada di tepi perairan (laut, sungai dan danau). Kedua, kawasan tersebut umumnya merupakan area pelabuhan, perdagangan, pemukiman, atau pariwisata. Ketiga, memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri atau pelabuhan. Keempat, dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan. Kelima, pembangunannya dilakukan kearah vertikal horizontal (referensi : propertyandthecity.com).

Di Indonesia sendiri telah diterapkan konsep waterfront city semenjak zaman Hindia Belanda. Kota Batavia atau Jakarta merupakan salah satu kota yang dikembangkan dengan konsep waterfront city kala itu. Sayangnya seiring perkembangan zaman, pengembangan Kota Jakarta justru menjauh dari wilayah perairan. Semua pusat bisnis, perdagangan dan pemukiman utama di Kota Jakarta, tidak lagi berada di wilayah tepian perairan. Jadi wilayah tepian perairan yang berada di utara Kota Jakarta tidak lagi menjadi penggerak utama perekonomian Kota Jakarta.

Walaupun dalam perkembangannya Jakarta semakin jauh dari konsep waterfront city, bukan berarti tidak ada kota lainnya yang berkonsep waterfront city di Indonesia. Saat ini sudah terdapat beberapa kota yang menerapkan konsep waterfront city di Indonesia. Untuk lebih jelas, berikut adalah sedikit ulasan dari kota-kota yang dimaksud.

Makassar

Foto : Skyscrapercity.com

Makassar merupakan salah satu kota dengan konsep waterfront city terbaik di Indonesia. Pantai Losari merupakan daerah utama yang menjadi pusat kegiatan perekonomian di ibukota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut. Wilayah Pantai Losari memenuhi semua kriteria untuk menobatkan Kota Makassar sebagai sebuah waterfont city. Wilayah tersebut menjadi pusat bisnis, rekreasi, dan perdagangan di Kota Makassar. Itulah sebabnya di Pantai Losari kita dapat dengan mudah menjumpai bangunan-bangunan vertikal.

Untuk semakin memantapkan posisinya sebagai sebuah waterfront city, Makassar akan mengembangkan sebuah mega proyek bernama Center Point of Indonesia. Center Point of Indonesia merupakan sebuah proyek reklamasi dengan luas total mencapai 600 Ha. Di kawasan Center Point of Indonesia ini nantinya akan dibangun berbagai fasilitas seperti wisma negara, masjid, museum, ruang terbuka hijau, pusat bisnis, hotel, apartemen, perkantoran dll. Center Point of Indonesia dirancang memiliki area yang berwujud seperti Garuda, lambang negara Indonesia.

Batam

Foto : Batamkota.go.id

Sebagai sebuah kota pulau, pengembangan kota berkonsep waterfront city merupakan sesuatu yang mutlak bagi Kota Batam. Salah satunya dengan mengembangkan transportasi via laut yang menjadi penghubung utama antara Kota Batam dengan wilayah-wilayah di luar Batam. Itulah sebabnya Batam lebih banyak memiliki pelabuhan penyeberangan dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia. Beberapa pelabuhan penyeberangan juga melayani rute internasional. Selain menjadi kota dengan pelabuhan penyeberangan paling banyak di Indonesia, Batam juga merupakan kota dengan industri galangan kapal paling banyak di Indonesia.

Pembangunan Kota Batam semakin diarahkan menuju sebuah kota berkonsep waterfront city. Salah satunya dengan mengembangkan pusat bisnis atau CBD (Central Bisnis District) di daerah Batam Center. Saat ini makin banyak para pengembang sektor properti yang melirik CBD Batam Center, baik itu pengembang lokal ataupun pengembang asing. Di kawasan CBD Batam Center ini juga terdapat pelabuhan ferry terbesar di Kota Batam yang bernama Pelabuhan Batam Center. Pelabuhan ini menghubungkan Kota Batam dengan Kota Singapura dan Kota Johor Bahru di Malaysia.

Manado

Foto : Skyscrapercity.com

Kondisi Kota Manado tidak jauh berbeda dengan Kota Makassar. Wilayah tepian pantai di Kota Manado mendominasi berbagai kegiatan perekonomian. Di sana dapat kita jumpai tempat rekreasi, pusat bisnis dan perdagangan. Perlahan namun pasti, saat ini juga terus bermunculan gedung-gedung tinggi  yang dibangun di sekitar pantai di Kota Manado. Walaupun secara kuantitas gedung-gedung tinggi di Kota Manado belum sebanyak gedung-gedung tinggi yang ada di Kota Makassar.

Balikpapan

Foto : Skyscrapercity.com


Balikpapan merupakan kota dengan tingkat perekonomian paling besar di Pulau Kalimantan. Kota ini memang dirancang untuk menjadi sebuah waterfront city yang modern. Hampir semua gedung-gedung tinggi di Kota Balikpapan berada di dekat pantai. Bahkan sebagian lagi dibangun diatas lahan reklamasi. Kedepannya waterfront city Balikpapan akan lebih terorganisir lagi. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan membangun coastal road sepanjang 8 km. Coastal road merupakan sebuah proyek jalan yang akan dibangun di atas lahan reklamasi di sepanjang pesisir pantai Balikpapan. Coastal road ini akan terbentang dari Pelabuhan Semayam hingga Bandara Internasional Sepinggan.

Samarinda

Foto : Skyscrapercity.com

Samarinda merupakan salah satu wilayah yang dialiri oleh Sungai Mahakam. Pemerintah Kota Samarinda terus berupaya untuk melakukan pembenahan di kawasan tepian Sungai Mahakam. Meski pembenahannya belum maksimal, namun tepian Sungai Mahakam telah mampu menarik sejumlah pihak untuk berinvestasi. Buktinya saat ini dapat dijumpai sejumlah bangunan hotel dan pusat perbelanjaan yang dibangun di tepian Sungai Mahakam. Seandainya penataan kawasan tepian Sungai Mahakam lebih maksimal lagi, tentunya akan lebih meningkatkan posisi Kota Samarinda sebagai sebuah waterfront city.

Palembang

Foto : Ruangberita.com

Dilihat dari segi usia, Palembang merupakan salah satu kota paling kuno di Indonesia. Salah satu hal yang menyebabkan Kota Palembang telah berkembang semenjak lama adalah karena adanya aliran Sungai Musi di kota ini. Jadi, Sungai Musi dari dulu telah memberi pengaruh bagi perkembangan Kota Palembang. Berbagai pembenahan di bantaran Sungai Musi terus dilakukan, terutama di kawasan sekitar Jembatan Ampera. Kawasan tersebut merupakan lokasi pusat Kota Palembang berada. Salah satu pembenahan yang dilakukan adalah dengan membangun jalur pedestrian di tepian sungai. Dengan semua pembenahan tersebut diharapkan dapat mengundang para investor untuk membangun hotel ataupun apartemen di sekitar Sungai Musi.

Pontianak

Foto : Antaranews.com

Kota Pontianak dialiri oleh Sungai Kapuas. Sungai Kapuas sendiri merupakan sungai terpanjang di Pulau Kalimantan. Warga pontianak tetap banyak yang memanfaatkan Sungai Kapuas sebagai jalur transportasi dan perdagangan kendati transportasi melalui jalur darat juga semakin berkembang. Saat ini kesadaran pemerintah Kota Pontianak semakin tinggi untuk memaksimalkan  manfaat Sungai Kapuas bagi masa depan Kota Pontianak. Diantaranya dengan menambah keberadaan ruang publik di sekitar Sungai Kapuas yang dapat menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat.

Medan dan Palembang merupakan dua kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara, sedangkan Kota Palembang berada di provinsi Sumatera Selatan. Saat ini kedua kota tersebut sedang mengalami perkembangan yang pesat, terutama dibidang infrastruktur. Dilihat dari segi jumlah penduduk, Medan dan Palembang sama-sama masuk dalam kategori kota metropolitan.

Pada tulisan ini akan diulas tentang perbandingan antara Kota medan dengan Kota Palembang yang dilihat dari berbagai aspek. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan singkatnya.

Populasi dan Luas Wilayah

Medan memiliki populasi penduduk lebih besar dibandingkan Palembang. Berdasarkan data tahun 2015, populasi penduduk Kota Medan mencapai 2.210.624 jiwa. Sementara Kota Palembang memiliki populasi penduduk 1.580.517 berdasarkan data dari tahun yang sama. Namun luas wilayah Kota Palembang lebih besar dibandingkan Kota Medan. Palembang memiliki wilayah dengan luas 358,55 km persegi, sedangkan Medan memiliki wilayah dengan luas 265,10 km persegi.

Perekonomian

Layaknya seperti kota-kota metropolitan lainnya, perekonomian Kota Medan dan Palembang didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa. Dilihat dari segi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), perekonomian Kota Medan lebih besar dibandingkan Kota Palembang. Medan memiliki PDRB sebesar 164,628 triliun rupiah dan menduduki posisi keempat di Indonesia. Sementara Palembang memiliki PDRB sebesar 108,484 dan menduduki posisi kesembilan di Indonesia.

Bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Kota Medan juga lebih unggul dibandingkan Kota Palembang. Pendapatan per kapita kota Medan mencapai 74,471 juta rupiah. Sementara pendapatan per kapita Kota Palembang berada pada angka 68,638 juta rupiah. Kedua kota sama-sama memiliki pendapatan per kapita yang berada diatas rata-rata pendapatan per kapita nasional.

Infrastruktur

Seperti yang pernah kita singgung sebelumnya, Medan dan Palembang sama-sama mengalami perkembangan yang pesat disektor infrastruktur. Contohnya adalah infrastruktur jalan tol. Saat ini sedang dibangun dua ruas tol di Kota Medan. Kedua ruas tersebut adalah ruas Medan - Binjai dan Medan - Kualanmu - Tebing Tinggi. Kota Palembang juga tidak mau kalah. Palembang juga sedang membangun dua ruas jalan tol, yaitu ruas Palembang-Indralaya dan Kayuagung - Palembang - Betung. Selain dua ruas tol yang sedang dibangun tersebut, belum ada satupun jalan tol yang beroperasi di Kota Palembang. Berbeda dengan Kota Medan yang telah memiliki jalan tol yang bernama Belmera (Belawan - Medan - Tanjung Morowa) yang telah beroperasi sejak tahun 1986.

Kota Medan dan Palembang juga sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur rel. Seperti yang kita ketahui, Medan merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki kereta bandara. Tingginya frekuensi arus lalu lintas kereta bandara tersebut menyebabkan kemacetan disejumlah jalan di Kota Medan. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini sedang dibangun rel layang untuk jalur yang menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Internasional Kualanamu. Bandara Internasional Kualanamu merupakan salah satu bandara termegah dan termodern di Indonesia. Ini merupakan salah satu infrastruktur yang menjadi kebanggan masyarakat Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.

Palembang tidak mau kalah dalam pengembangan infrastruktur rel. Palembang saat ini sedang membangun transportasi perkotaan jenis LRT (Light Rail Transit). Saat ini cuma Kota Palembang dan Jakarta saja yang sedang membangun LRT di Indonesia. LRT di Kota Palembang tersebut menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Jakabaring Sport City (JCC). Jadi selain sebagai angkutan perkotaan, LRT ini juga berfungsi sebagai kereta bandara. Jakabaring Sport City merupakan sebuah kompleks olahraga terbesar di Indonesia. Untuk urusan fasilitas olahraga, boleh dibilang Palembang jauh lebih unggul dibandingkan Medan.

Untuk infrastruktur-infrastruktur dasar seperti jalan raya, fasilitas air bersih, energi dan sebagainya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara Kota Medan dengan Kota Palembang. Kedua kota juga telah memiliki jaringan gas perkotaan.

Penataan Kota


Untuk urusan penataan kota, boleh dibilang Medan lebih baik daripada Palembang. Salah satunya bisa dilihat dalam hal penataan pusat kota. Medan memiliki pusat kota yang yang terorganisir dengan baik. Kawasan pusat Kota Medan memiliki jaringan jalan yang memadai sehingga berbentuk grid bila dilihat dari udara. Selain itu di pusat Kota Medan juga banyak berdiri gedung-gedung tinggi. Berbeda dengan Kota Palembang yang dipusat kotanya kebanyakan hanya berdiri deretan ruko. Sementara gedung-gedung tinggi di Kota Palembang menyebar kemana-mana karena ketersediaan lahan yang tidak memadai di pusat kota. 
Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat. Kota ini berjarak sekitar 95,6 km dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat. Diantara kota-kota lainnya di Sumatera Barat, Bukittinggi adalah kota yang paling dikenal sebagai tujuan wisata. Banyak hal yang menjadikan kota Bukittinggi lebih menarik dijadikan tujuan wisata dibandingkan kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Mulai dari nilai sejarah, letak geografis dan keindahan alamnya. .

Boleh dibilang Kota Bukittinggi memiliki destinasi wisata yang  beragam. Dari berbagai destinasi wisata di kota Bukittinggi, terdapat beberapa destinasi wisata yang menjelma menjadi pilihan utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota Bukittinggi. Berikut adalah 7 diantaranya yang paling pupuler.

1. Jam Gadang

Foto : Pelangiholiday.com

Bisa dibilang Jam Gadang merupakan salah satu monumen yang paling populer di Indonesia. Saat ini Jam Gadang merupakan ikon utama Kota Bukittinggi. Lokasi tempat Jam Gadang ini berada dijadikan sebagai titik nol kilomter Kota Bukittinggi. Jam Gadang berbentuk sebuah menara yang memiliki jam-jam berukuran besar pada keempat sisinya. Diamater masing-masing jam tersebut mencapai 80 cm.

Desain Jam Gadang dirancang oleh arsitek yang bernama Yazid Abidin Rajo Mangkuno. Tinggi Jam Gadang ini mencapai 26 meter dan terdiri dari beberapa lantai. Lantai paling atas difungsikan sebagai tempat penyimpanan bandul. Wisatawan dibolehkan untuk menaiki lantai Jam Gadang ini. Dari puncak Jam Gadang, kita dapat menikmati indahnya pemandangan Kota Bukittinggi.

2. Ngarai Sianok

Foto : Cumilebay.com

Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam. Ngarai Sianok menyajikan pemandangan alam yang indah sehingga menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Bukittinggi. Lembahnya yang hijau dan aliran sungai yang jernih didasar lembahnya benar-benar memanjakan mata.

Sungai yang berada di dasar lembah Ngarai Sianok ini bernama Sungai Batang Sianok. Sungai ini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak. Di tepian aliran Sungai Batang Anai kita masih dapat menjumpai berbagai tanaman langka seperti rafflesia dan tanaman obat-obatan. Di sana juga dapat dijumpai sejumlah fauna seperti monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul dan tapir.

3. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan

Foto : Rikadaniel.blogspot.com

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan lebih dikenal dengan sebutan Kebun Bintang Bukittinggi. Lokasinya berada diatas bukit yang bernama Bukit Cubadak Bungkuak. Posisinya yang berada di pusat Kota Bukittinggi, membuat Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini begitu mudah dijangkau.

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia. Kebun Binatang ini dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1900-an. Ketika pertama kali dibangun, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan bernama stormpark (kebun bunga). Saat itu Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan sama sekali belum memiliki koleksi hewan. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan baru memiliki koleksi hewan pada tahun 1929.

4. Janjang Saribu

Foto : Sidomi.com

Saat ini Janjang Saribu menjadi salah destinasi wisata yang paling diminati di Kota Bukittinggi. Keunikan dari Janjang Saribu ini adalah desainnya yang dibuat mirip seperti Great Wall atau Tembok Raksasa di China. Lokasi Janjang Saribu ini menuruni area Ngarai Sianok.

Dulu tidak terlalu banyak orang yang tertarik dengan objek wisata Janjang Saribu. Namun setelah dilakukan renovasi, barulah objek wisata ini menjadi semakin populer. Janjang Saribu ini memiliki panjang total 780 meter. Sedangkan lebarnya sekitar 2 meter.

5. Benteng Fort de Cock

Foto : Pegipegi.com

Ketika dibangun Oleh pemerintah Hindia Belanda, Benteng Fort de Cock difungsikan sebagai benteng pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau pada saat terjadi Perang Paderi. Sekarang lokasi di sekitar Benteng Fort de Cock telah dijadikan sebagai taman yang bernama Taman Kota Bukittinggi. Lokasi Benteng Fort de Cocok bersebelahan dengan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan. Keduanya dihubungkan oleh sebuah jembatan yang bernama Jembatan Limpapeh.

6. Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta

Foto : Pegipegi.com

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta diresmikan pada tahun 1995. Ini bukanlah rumah asli milik keluarga Bung Haatta. Rumah asli tempat kelahiran Bung Hatta telah runtuh pada tahun 1960-an. Namun desain Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dibuat mengikuti bentuk rumah asli Bung Hatta yang didasarkan pada momoir Bung Hatta dan foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta. Sebagian besar perabotan yang terdapat pada Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta merupakan barang-barang asli peninggalan masa kecil Bung Hatta yang didapatkan dari keluarga dan kerabat beliau.

7. Lobang Jepang

Foto : Kapanlagi.com

Lobang Jepang merupakan sebuah terowongan yang dibangun pada masa penjajahan Jepang yang difungsikan sebagai tempat perlindungan tentara Jepang.  Diperkirakan ada puluhan sampai ratusan ribu pekerja paksa (romusha) yang dikerahkan untuk membangun Lobang Jepang ini. Tenaga kerja paksa tersebut sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa. Saat ini Lobang Jepang telah menjadi sebuah destinasi wisata paling populer di Kota Bukittinggi. Pintu masuk ke Lobang Jepang terdapat dibeberapa lokasi, yaitu Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi.
Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan keindahan. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang menyajikan keindahan alam yang mampu membuat kagum para wisatawan. Apabila digarap dengan maksimal, berbagai keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia tersebut tentunya mampu memberikan sumbangan yang besar bagi devisa negara.

Keindahan Indonesia juga dapat dilihat dari wilayah-wilayah perkotaan Indonesia. Bagi wisatawan, wilayah perkotaan tentu menjadi salah satu destinasi wisata favorit karena menawarkan fasilitas yang memadai. Kota-kota di Indonesia sendiri menawarkan keindahan yang beragam. Ada kota yang indah karena penataannya yang bagus, ada juga kota yang indah karena kondisi alamnya. Dari semua kota-kota di Indonesia, berikut adalah 12 diantaranya yang terindah.

Manado

Foto : Skyscrapercity.com

Manado merupakan ibukota dari provinsi Sulawesi Utara dan merupakan kota terbesar di sana. Kota Manado menawarkan keindahan yang cukup komplit. Itulah sebabnya saat ini Kota Manado menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatan mancanegara, khususnya wisatawan Tiongkok. Kota ini tidak cuma menawarkan keindahan dari bentang alamnya, tetapi juga menawarkan keindahan dari penataan kotanya. Bisa dikatakan Manado sebagai salah satu kota dengan konsep waterfront city terbaik di Indonesia.

Batu

Foto : Mesikapw.com

Sejak zaman kolonial Belanda, Kota Batu sudah terkenal akan keindahannya. Bahkan orang-orang Belanda menjuluki Kota Batu dengan sebutan De Klein Switzerland atau Swiss kecil. Orang-orang Belanda kala itu menjadikan Kota Batu sebagai kota peristirahatan. Itulah sebabnya cukup banyak dijumpai bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Kota Batu dengan jumlah yang mencapai ratusan. Saat ini Kota Batu telah menjelma menjadi destinasi wisata unggulan provinsi Jawa Timur dan merupakan salah satu kota wisata yang paling populer di Indonesia.

Bukittinggi

Foto : Pelangiholiday.com

Bukittinggi merupakan kota wisata utama di provinsi Sumatera Barat. Kota kelahiran bung Hatta ini menawarkan keindahan alam yang mempesona. Selain itu, Bukittinggi menawarkan kawasan perkotaan yang tertata dengan baik. Ikon Kota Bukittinggi yang paling terkenal adalah Jam Gadang. Jam Gadang merupakan sebuah menara yang memiliki jam berukuran besar pada empat sisinya. Pada masa kolonial Belanda, Bukittinggi merupakan salah satu kota terpenting di Sumatera. Itulah sebabnya di kota ini cukup banyak kita jumpai bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Belanda.

Bandung

Foto : Skyscrapercity.com

Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi favorit wisatawan. Kota ini menawarkan keunikan tersendiri karena merupakan satu-satunya kota metropolitan di Indonesia yang berada di kawasan pegunungan. Anda dapat menikmati keindahan kota Bandung dari berbagai dataran tinggi yang berada disekitar Kota Bandung. Apalagi kota ini sedang gencar-gencarnya membangun gedung-gedung tinggi yang menambah cantiknya pemandangan.

Jayapura

Foto : Anthology12.wordpress.com


Kota Jayapura berada di provinsi Papua. Kota ini tampak indah dengan konsep waterfront city. Pola pembangunan di Kota Jayapura terpusat di daerah yang dekat dengan bibir pantai. Kota Jayapura juga diapit oleh kawasan pengunungan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai. Hal tersebut menambah kesan indah dari Kota Jayapura.

Sawahlunto

Foto : Aktual.com

Saat ini Sawahlunto semakin memantapkan posisinya sebagai kota wisata. Dulu kota ini merupakan sebuah kawasan tambang batubara. Berkat adanya batubara di Kota Sawahlunto, Belanda akhirnya melakukan pembangunan besar-besaran di kota ini. Selain membangun pemukimanan, Belanda juga membangun rel kereta api yang menghubungkan Sawahlunto dengan Padang. Namun sekarang Sawahlunto sudah bukan penghasil batubara lagi. Hanya saja berbagai bangunan bersejarah peninggalan Belanda masih dapat dijumpai di Kota Sawahlunto. Sawahlunto sendiri merupakan salah satu kota di Indonesia yang paling berhasil melestarikan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Belanda.

Batam

Foto : Jalan2.com

Kota Batam merupakan salah satu kota di Indonesia yang berkonsep waterfront city. Jadi, pengembangan Kota Batam fokus pada area-area yang dekat dengan bibir pantai. Sebagai sebuah kota pulau, Batam menyajikan banyak pantai-pantai yang indah. Selain itu Kota Batam juga memiliki lansekap yang berbukit-bukit yang menambah kesan indah dari Kota Batam. Ditambah lagi dengan penataan kota yang baik, membuat Kota Batam sangat layak untuk disebut sebagai salah satu kota terindah di Indonesia.

Makassar

Foto : Pito11makassar2017.com

Sama halnya seperti Kota Batam, Kota Makassar juga berkonsep waterfront city. Bisa dibilang Makassar merupakan kota dengan konsep waterfront city terbaik di Indonesia. Gedung-gedung di Kota Makassar yang dekat dengan area pantai dibangun secara teratur. Selain itu disejumlah area pantai di Kota Makassar dibuat beberapa anjungan sebagai ruang. Setiap hari anjungan-anjungan yang berada di Kota Makassar ini ramai dikunjungi oleh pengunjung, terutama anjungan Losari. Ini karena di sana merupakan salah satu area terbaik di Kota Makassar untuk menikmati sunset.

Ternate

Foto : Liputan6.com

Kota Ternate memang tampak begitu mempesona karena lokasinya yang berada di kaki gunung Gamalama. Tapi dibalik itu tersimpan bahaya yang cukup besar karena gunung Gamalama merupakan gunung merapi api aktif. Gunung Gamalama ini meliputi seluruh area Pulau Ternate. Dilihat dari udara, daratan Kota Ternate tampak begitu landai.

Malang

Foto : Kapanlagi.com

Kota Malang dijuluki sebagai Zwitzerland van Java karena keindahan kotanya yang dikelilingi oleh pegunungan yang penataan kotanya yang rapi. Hal tersebut tentunya tidak berlebihan karena Kota Malang memang memiliki keindahan alam yang mempesona. Untuk saat ini, Kota Malang semakin berangsur-angsur menjadi sebuah kota wisata belanja. Ini karena semakin menjamurnya keberadaan mall dan factory outlet di kota ini.

Balikpapan

Foto : Skyscrapercity.com

Boleh dibilang Balikpapan adalah kota termaju di pulau Kalimantan. Kota ini juga mengusung konsep waterfront city. Mayoritas gedung-gedung tinggi di kota Balikpapan berada dekat dengan bibir pantai. Hal ini tentunya memberikan pemandangan yang menarik bagi siapapun yang sedang berwisata di pantai yang dekat dengan lokasi gedung-gedung tersebut berada. Kota Balikpapan juga merupakan salah satu kota di Indonesia yang paling tertata.

Tomohon

Foto : Aiyep2016.wordpress.com

Tomohon terkenal sebagai kota dengan iklim yang sejuk. Kota yang berada di provinsi Sulawesi Utara sangat indah karena memiliki sejumlah perkebunan bunga cantik. Ditambah dengan terdapatnya sebuah gunung yang bernama Gunung Lokon yang menambah decak kagum terhadap keindahan Kota Tomohon.
Tembagapura adalah salah satu distrik yang berada di Kabupaten Mimika, Papua. Distrik Tembagapura berada pada ketinggian lebih dari 2.000 m diatas permukaan laut. Tembagapura berada dekat dengan puncak tertinggi di Oceania, yaitu Gunung Grasberg yang ketinggiannya mencapai 4.200 m diatas permukaan laut. Selain Gunung Grasberg, disekitar Kota Tembagapura juga terdapat gunung lainnya yang bernama Gunung Ertsberg. Kedua gunung ini terkenal karena cadangan emas dan tembaga yang dimilikinya. Saat ini penambangan emas dan tembaga di kedua gunung tersebut dikelola oleh PT Freeport Indonesia. Lahirnya kota Tembagapura juga tidak terlepas dari aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia. Itulah sebabnya mayoritas penduduk Kota Tembagapura merupakan karyawan dari PT Freeport Indonesia. 

Kota Tembagapura dari udara ( foto : panoramio.com )

Kota Tembagapura berada di lokasi yang cukup terpencil. Selain itu, kota ini tidak dapat diakses sembarangan. Untuk menuju Kota Tembagapura, kita hanya dapat mengunakan moda transportasi yang telah disediakan oleh oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Kita juga diwajibkan untuk mengurus berbagai perizinan. Kendati memiliki peraturan yang ketat, namun pada hakekatnya Kota Tembagapura dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.

Ada dua moda transportasi yang disediakan untuk menuju Kota Tembagapura, yaitu helikopter dan bus. Helikopter dan bus yang disediakan dapat diakses dari Bandara Moses Kilangan, Mimika. Sebelumnya bandara ini dimiliki oleh PT Freport Indonesia. Namun akhirnya bandara ini dihibahkan oleh PT Freport Indonesia kepada pemerintah daerah terkait. Kita tidak dapat menentukan pilihan apakah ingin menggunakan moda transportasi helikopter atau bus untuk ke Kota Tembagapura. Semuanya ditentukan oleh otoritas bandara yang mewakili PT Freeport Indonesia.

Baik menggunakan helikopter atau bus, akan sama-sama menyajikan pemandangan alam yang menawan. Untuk itu perjalanan akan lebih menyenangkan bila dilakukan pada siang hari. Apabila menggunakan helikopter, anda akan disuguhi pemandangan barisan pemukitan yang diselimuti oleh hijaunya hutan hujan tropis. Disela-sela perbukitan tersebut tak jarang mengalir aliran sungai yang indah. Ada pula lokasi di mana anda dapat menikmati pemandangan  perkampungan penduduk asli Papua dari udara.

Perjalanan dengan bus juga tidak kalah menyenangkan. Kita juga dapat menikmati pemandangan yang indah. Pemandangan yang paling berkesan dimulai dari check point MP 66 (hidden valley). MP merupakan singkatan dari Mile Post. Dari hidden valley, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Kota Tembagapura sekitar 10 menit. Posisi hidden valley lebih tinggi dibandingkan Kota Tembagapura. Dari sini kita dapat melihat pemandangan indah Kota Tembagapura. Selama dalam perjalanan dari hidden valley menuju Tembagapura, akan ada pemandangan puluhan air terjun yang turun dari Gunung Aghawagon di sisi kanan kita. Sungguh akan memberikan sebuah pengalaman yang sangat berkesan.

Bus yang digunakan oleh PT Freport bukanlah bus biasa. Bus tersebut dirancang agar dapat melewati jalur esktrim dengan perjalanan yang menanjak perbukitan dan gunung. Bus ini juga memiliki suspensi yang bagus, sehingga guncangannya tidak terlalu terasa meskipun melintasi jalur yang ekstrim. Satu lagi, bus ini dibuat anti peluru demi menyiasati berbagai teror yang masih dijumpai di tanah Papua.

Bus khusus milik PT Freport Indonesia (foto : puspasiagian.com)

Kondisi Kota Tembagapura sangat kontras bila dibandingkan dengan distrik atau kota kecamatan lainnya di Indonesia. Tata Kota Tembagapura sangatlah baik. Bahkan sekilas seperti kota-kota di negara maju. Selain tata kota yang sangat baik, fasilitas di Kota Tembagapura juga cukup lengkap. Kota ini telah memiliki berbagai fasilitas  standar untuk kawasan perkotaan, seperti sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, fasilitas olahraga, pusat perbelanjaan, taman bermain, pembangkit listrik, pengolahan air bersih dll. Hal inilah yang membuat Kota Tembagapura terasa istimewa. Ditengah hutan belantara, ternyata ada sebuah kota yang indah dengan fasilitas yang lengkap.

Referensi :

  1. http://www.kompasiana.com/riosuperstar/tembagapura-kota-pertambangan-yang-memesona-di-papua_55281ea3f17e61911b8b45bc
  2. http://www.padusi.com/ani/comment/?id=B0000074

Palembang adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Dilihat dari segi jumlah penduduk, Palembang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2015, populasi Kota Palembang mencapai 1.580.517 jiwa. Untuk di pulau Sumatera, hanya Kota Medan yang memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Kota Palembang. Kota yang terkenal dengan Jembatan Ampera ini memiliki wilayah dengan luas 358,55 km persegi.

Sebagai sebuah kota, Palembang memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota ini merupakan bekas ibukota dari salah satu kerajaan bahari paling tersohor di Asia Tenggara, yaitu Kerajaan Sriwijaya. Itulah sebabnya Kota Palembang dijuluki juga sebagai Bumi Sriwijaya. Hari jadi kota Palembang ditarik berdasarkan tulisan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna. Salah satu tulisan pada prasasti Kedukan Bukit menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 683. Tanggal tersebut akhirnya dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan hari jadi Kota Palembang. Dengan usianya yang saat telah lebih dari 1333 tahun, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Palembang

Berbagai peristiwa sejarah telah dialami oleh Kota Palembang karena usianya yang sudah sangat panjang. Kota Palembang pernah menjadi kota yang sangat penting pada masa Kerajaan Sriwijaya. Ini karena Kerajaaan Sriwijaya menjadikan Kota Palembang sebagai pusat pusa perdagangan. Namun serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan Kota Palembang hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Pada abad ke-15, Kota Palembang sempat diduduki oleh perompak Chen Zuyi dari Tiongkok, sebelum akhirnya berhasil ditumbas oleh armada Laksama Cheng Ho pada tahun tahun 1407. Palembang muncul sebagai sebuah kesultanan pada pada tahun 1659. Namun Kesultanan Palembang akhirnya dihapuskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Belanda kemudian menjadikan Palembang sebagai sebuah karesidenan.

Baca juga : Inilah Kota Tertinggi di Indonesia

Saat ini Palembang telah menjelma menjadi sebuah kota metropolitan. Selain mencatat sejarah sebagai kota tertua di Indonesia, berbagai catatan sejarah lainnya juga pernah ditorehkan oleh kota Palembang. Salah satunya adalah menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games pertama di luar Jakarta pada tahun 2011 lalu. Selain itu dalam waktu dekat, Palembang akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki transportasi perkotaan jenis LRT (Light Rail Transit). Pembangunannya diperkirakan selesai pada awal 2018 mendatang.

 Kita doakan semoga Kota Palembang terus maju dan menjadi salah satu kota yang terdepan di Indonesia.

Referensi :
Wikipedia.org
Palembang.go.id
Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia. Karena statusnya tersebut, perkembangan Kota Jakarta seringkali menjadi yang terdepan dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia, termasuk dalam perkembangan pembangunan gedung-gedung tinggi. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jakarta merupakan kota yang memiliki gedung tinggi terbanyak di Indonesia. Bahkan jika gedung-gedung tinggi di kota lain di Indonesia digabungkan, belum mampu untuk melampui jumlah gedung tinggi di Kota Jakarta.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Jakarta

Beberapa gedung tinggi tercatat pernah memegang status sebagai yang tertinggi di Kota Jakarta. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar gedung-gedung yang dimaksud.

Hotel Indonesia

Foto : Wikimapia.org

Hotel Indonesia merupakan gedung tinggi pertama di Jakarta bahkan di Indonesia. Gedung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1962 dan merupakan hotel berbintang pertama di Kota Jakarta. Tujuan dibangunnya Hotel Indonesia adalah untuk menyambut tamu-tamu penting pada perhelatan Asian Games ke-4 tahun 1962. Desain Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Amerika bernama Abel Sorensen dan istrinya Wendy. Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tanggal 29 Maret 1993.

Sarinah

Foto : Siloka.com

Sarinah diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1966. Gedung ini terdiri 15 lantai dengan ketinggian 74 meter. Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Nama Sarinah berasal dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil. Pembangunan gedung ini digagas langsung oleh Presiden Soekarno setelah lawatannya kesejumlah negara yang telah terlebih dahulu memiliki pusat-pusat perbelanjaan modern. Pusat perbelanjaan Sarinah dibangun dengan tujuan untuk menghadirkan barang-barang murah bagi masyarakat dengan mutu yang bagus. Sama seperti Hotel Indonesia, desain Sarinah juga dirancang oleh Abel Sorensen.

Wisma Nusantara

Foto : Wikipedia.org

Wisma Nusantara mengambil alih status gedung tertinggi di Kota Jakarta dari Sarinah pada tahun 1967. Wisma Nusantara adalah sebuah gedung perkantoran setinggi 117 meter dan terdiri dari 30 lantai. Gedung ini merupakan gedung pertama di Jakarta dan Indonesia yang memiliki ketinggian diatas 100 meter. Arsitek yang merancang gedung Wisma Nusantara ini bernama Wiratman Wangsadinata.

Graha Mandiri

Foto : Indoplaces.com

Pada tahun 1983, Jakarta meresmikan sebuah gedung yang lebih tinggi dibandingkan Wisma Nusantara. Gedung tersebut  bernama Graha Mandiri. Graha Mandiri merupakan sebuah gedung perkantoran setinggi 144 meter dan terdiri dari 32 lantai. Graha Mandiri memegang status gedung tertinggi di Kota Jakarta hingga tahun 1996, sebelum akhirnya diambil alih oleh Wisma 46.

Wisma 46

Foto : Skyscrapercity.com

Dari tahun 1996 hingga tahun 2015, Wisma 46 memegang status sebagai gedung tertinggi di Jakarta dan di Indonesia. Meski saat ini Wisma 46 sudah tidak lagi berstatus sebagai gedung tertinggi di Jakarta, namun gedung ini masih menjadi salah satu landmark utama kota Jakarta karena desainnya yang unik. Wisma 46 merupakan sebuah gedung perkantoran dengan ketinggian 262 meter dan terdiri dari 51 lantai. Gedung ini dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd.

Gama Tower

Foto : Flickr.com

Gama Tower adalah gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia untuk saat ini. Struktur bangunan Gama Tower ini selesai dibangun pada tahun 2015 lalu. Gedung ini terdiri dari 69 lantai dengan ketinggian 288,6 meter. Fungsinya adalah sebagai gedung perkantoran dan hotel. Gedung ini dirancang oleh PT Sekawan DesignInc Arsitek.

Indonesia memiliki beberapa kota kaya dengan pendapatan per kapita yang jauh melebihi pendapatan per kapita nasional. Umumnya kota-kota dengan pendapatan per kapita yang tinggi tersebut memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama disektor pertambangan. Namun ada juga kota dengan pendapatan per kapita yang tinggi karena tingginya aktivitas ekonomi disektor industri, jasa dll.

Dalam hal pendapatan per kapita, dua posisi teratas dipegang oleh Kota Bontang yang berada di Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Kediri yang berada di Provinsi Jawa Timur. Jadi kedua kota tersebut merupakan kota terkaya di Indonesia dalam hal pendapatan per kapita. Bahkan hanya Kota Bontang dan Kota Kediri yang memiliki pendapatan per kapita diatas 300 juta rupiah. Seperti apakah kalau kedua kota tersebut kita bandingkan dalam berbagai aspek? Berikut adalah ulasan singkatnya.
Populasi dan luas wilayah

Kota Kediri memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Kota Bontang. Berdasarkan data tahun 2012, populasi Kota Kediri mencapai 312.331 jiwa. Sementara berdasarkan data pada tahun yang sama, populasi kota Bontang mencapai 175.830 jiwa. Namun Kota Bontang memiliki wilayah yang jauh lebih luas dibandingkan Kota Kediri. Kota Bontang memiliki wilayah seluas 497,6 km persegi, sedangkan Kota Kediri memiliki wilayah seluas 63,4 km persegi. Luas Kota Bontang hampir delapan kali lipat luas Kota Kediri.

Perekonomian

Perekonomian Kota Bontang dan Kediri sama-sama ditopang oleh sektor industri. Hanya saja kedua kota bergerak pada bidang industri yang berbeda. Kota Bontang mengalami perkembangan yang pesat karena kota ini kaya akan sumber daya alam, terutama gas alam. Sektor-sektor industri yang tumbuh di Kota Bontang juga tidak jauh-jauh dari industri pengolahan sumber daya alam. Beberapa perusahaan besar yang menggerakan perekonomian Kota Bontang adalah Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk urea, amonia liquid, dan pupuk NPK), dan Indominco Mandiri (batubara). Sementara perekonomian Kota Kediri ditopang oleh industri rokok, khususnya industri milik Gudang Garam. Selain industri rokok, Kota Kediri juga memiliki sejumlah pabrik gula yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Baca juga : Apakah Bandung atau Medan kota terbesar ketiga di Indonesia?

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, di Indonesia hanya Kota Bontang dan Kota Kediri yang memiliki pendapatan per kapita diatas 300 juta rupiah. Pendapatan per kapita Kota Bontang lebih besar dibandingkan Kota Kediri. Kota Bontang memiliki pendapatan per kapita sebesar 352,881 juta rupiah, sementara Kota Kediri memiliki pendapatan per kapita sebesar 348,010 juta rupiah. Namun Kota Kediri memiliki PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang jauh lebih besar dibandingkan Kota Bontang. Ini karena Kota Kediri memiliki penduduk yang lebih banyak dibandingkan Kota Bontang. Kota Kediri memiliki PDRB sebesar 97,444 triliun rupiah, sedangkan Kota Bontang memiliki PDRB sebesar 57,635 triliun rupiah.

Infrastruktur

Layaknya daerah-daerah kaya lainnya di Indonesia, Kota Bontang dan Kota Kediri sama-sama memiliki jalan kota yang relatif mulus. Selain ditunjang oleh infrastruktur jalan, transportasi di Kota Kediri juga ditunjang oleh infrastruktur rel. Sementara di Kota Bontang sama sekali belum ada infrastruktur rel. Bahkan belum ada satupun kota di Kalimantan yang memiliki infrastruktur rel. Namun Kota Bontang memiliki pelabuhan untuk menunjang transportasi dan perdagangan, bahkan ada yang bertaraf internasional. Sementara Kota Kediri tidak memiliki pelabuhan karena seluruh wilayahnya terdiri dari daratan. Selain pelabuhan, Kota Bontang juga sedang membangun sebuah bandara. 
Kota Kupang merupakan kota otonom terbesar di provinsi NTT ( Nusa Tenggara Timur ). Kota ini juga merupakan ibukota dari provinsi NTT. Kota Kupang memiliki luas wilayah 180,27 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa berdasarkan data kependudukan tahun 2014. Secara geografis, Kota Kupang berada di Pulau Timor, tepatnya dibagian barat laut Pulau Timor. Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.

Kota Kupang dari udara ( foto : lintasntt.com )

Nama Kota Kupang berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan. Oleh orang-orang Belanda, Lai Kopan dikenal dengan sebutan Koepan. Kemudian dalam perkembangannya, kata Koepan berubah menjadi Kupang. Hari jadi Kota Kupang diperingati setiap tanggal 23 April. Saat ini Kota Kupang telah menginjak usia lebih dari 130 tahun. Penepatan hari jadi Kota Kupang didasarkan pada penetapan batas-batas Kota Kupang yang diterbitkan pada staablad nomor 171 tahun 1886. Pada saat itu Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan dari Karesidenan Timor (Timor en Onderhoorigheden). Karesidenan Timor sendiri dipimpin oleh seorang residen bernama J.A. Hazaart.

Baca juga : Indahnya Kota Ternate di Kaki Gunung Gamalama

Kota Kupang memiliki perjalanan yang cukup panjang agar bisa menjadi kota otonom seperti sekarang ini. Sebelumnya Kota Kupang hanyalah sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang. Pada tahun 1978, Kecamatan Kupang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Kupang berdasarkan PP Nomor 22 tahun 1978. Drs. Mesakh Amalo merupakan orang pertama yang diangkat menjadi walikota administratif pertama Kota Kupang. Selanjutnya Kota Kupang ditetapkan menjadi kotamadya berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II yang tertuang dalam Lembaran Negara RI Nomor 3632 tahun 1996. Peresmian terbentuknya Kotamadya Kupang dilakukan pada tanggal 25 April 1996 oleh Moh. Yogi SM yang merupakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat itu.

Bila dilihat berdasarkan komposisi suku, Kota Kupang merupakan kota yang cukup heterogen. Suku yang memiliki jumlah paling signifikan di Kota Kupang adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa dan Flores. Selain itu juga ada sebagian kecil pendatang yang berasal dari suku Ambon, Jawa, Bugis dan Bali.

Kota Kupang memiliki banyak destinasi wisata menarik. Diantaranya adalah Pantai Lasiana, Pantai Nunsui, Goa Krital, Ekowisata Mangrove, Makam Raja-Raja Taebenu dll. Bandara Internasional El Tari merupakan pintu masuk utama wisatawan ke Kota Kupang. Nama bandara ini diambil dari nama gubernur provinsi NTT yang ke-2. Untuk urusan akomodasi, saat ini terdapat sekitar 65 hotel di Kota Kupang yang terdiri atas kelas melati hingga hotel berbintang 4.

Bandung dan Medan sama-sama merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang berkembang pesat. Kedua kota merupakan kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kadang ada yang menyebutkan bahwa Bandung adalah kota terbesar ketiga di Indonesia. Sebagian lagi ada yang menyebutkan bahwa Medan yang sebenarnya kota terbesar ketiga di Indonesia. Ini tentu memberikan kebingungan bagi kita semua, sebenarnya kota manakah yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia? Bandung atau Medan?

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Bandung

Indikator yang paling sering dipakai untuk menentukan besarnya sebuah kota adalah populasi dan kekuatan ekonomi. Tidak pernah faktor luas wilayah dijadikan acuan. Kita ambil contoh di Indonesia. Kota dengan wilayah terluas di Indonesia adalah Kota Tidore Kepulauan di Maluku Utara. Sementara kota dengan populasi dan kekuatan ekonomi terbesar di Indonesia adalah Kota Jakarta. Selama ini Jakarta selalu disebut sebagai kota terbesar di Indonesia, bukan Tidore Kepulauan. Untuk itu dalam menentukan apakah Bandung atau Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia, dapat kita lihat berdasarkan populasi dan kekuatan ekonomi masing-masing kota.

Kita mulai melihat perbandingan Bandung dan Medan dalam hal populasi. Kota Bandung memiliki populasi penduduk sekitar 2,4 juta jiwa berdasarkan data yang telah dikonsolidasi oleh Kemendagri (Kementrian Dalam Negeri). Sementara Kota Medan memiliki populasi sekitar 2,2 juta jiwa. Jadi dalam hal populasi, Kota Bandung lebih besar dibandingkan Kota Medan. Bahkan populasi Kota Bandung memang selalu tercatat lebih besar dibandingkan Kota Medan semenjak pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Medan

Sementara bila dilihat berdasarkan perbandingan kekuatan ekonomi, Kota Bandung juga berada diatas Kota Medan. Kekuatan ekonomi suatu kota dapat dilihat berdasarkan nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, Kota Bandung memiliki nilai PDRB sebesar 195,809 triliun rupiah. Sedangkan Kota Medan memiliki nilai PDRB sebesar 164,628 triliun rupiah.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa Kota Bandung lebih unggul dibandingkan Kota Medan, baik dalam hal populasi ataupun kekuatan ekonomi. Jadi posisi kota terbesar ketiga di Indonesia lebih cocok dinobatkan untuk Kota Bandung.
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Daerah-daerah yang masuk dalam wilayah kota dikenal dengan sebutan kawasan perkotaan. Berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007, Indonesia mendefinisikan kawasan perkotaan sebagai suatu wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Setiap kota dapat dibedakan kedalam beberapa klafisikasi. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah macam-macam klasifikasi kota yang umum digunakan.

Foto : Businessinsider.com

Berdasarkan jumlah penduduk

Ada 5 macam klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk, yaitu sebagai berikut :
  1. Kota kecil, yaitu kota yang memiliki populasi dibawah 100.000 jiwa. Contoh : Sabang, Bukittinggi dan Sibolga.
  2. Kota Sedang, yaitu kota yang memiliki populasi 100.000 sampai 500.000 jiwa. Contoh : Dumai, Kediri dan Palangkaraya.
  3. Kota Besar, yaitu kota yang memiliki populasi 500.000 sampai 1.000.000 jiwa. Contoh : Jambi, Balikpapan dan Denpasar. 
  4. Kota Metropolitan, yaitu kota yang memiliki populasi 1.000.000 sampai 5.000.000 jiwa. Contoh : Surabaya, Bandung dan Medan.
  5. Kota Megapolitan, yaitu kota yang memiliki populasi diatas 5.000.000 jiwa. Contoh : Jakarta.

Berdasarkan fungsi

Berdasarkan fungsi, kota dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Kota pusat produksi (production center), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh : Bontang (LNG), Samarinda (batubara), dan Cilegon (baja). 
  2. Kota Pusat Perdagangan (center of trade and commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh : Jakarta dan Surabaya.
  3. Kota Pusat Pemerintah (political capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibukota negara. Contoh : Jakarta.
  4. Kota pusat kebudayaan (cultural center), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh : Yogyakarta dan Surakarta.
  5. Kota pusat hiburan (recreation center), yaitu kota yang memiliki berbagai destinasi yang menarik bagi orang-orang yang ingin melakukan rekreasi. Contoh : Batu. 

Berdasarkan sejarah awal

Berdasarkan sejarah awal, kota dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
  1. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Contoh : Balikpapan, Tembagapura dan Sawahlunto.
  2. Kota yang berasal dari pusat perkebunan. Contoh : Bogor, Salatiga dan Jambi.
  3. Kota yang berawal dari pusat administrasi atau pusat kerajaan. Contoh : Medan, Jakarta dan Cirebon.

Berdasarkan tingkat perkembangan

Ada 6 klasifikasi kota berdasarkan tingkat perkembangan, yaitu sebagai berikut :

  1. Tingkat eopolis, yaitu suatu wilayah desa yang berkembang menjadi kota baru.
  2. Tingkat polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki sifat agraris.
  3. Tingkat metropolis, yaitu kota besar yang perekonomian sudah mengarah ke industri.
  4. Tingkat megapolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis yang lokasinya berdekatan, sehingga membentuk satu kesatuan kota yang sangat besar.
  5. Tingkat trianapolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi oleh berbagai permasalahn sosial, seperti kesenjangan ekonomi, kemacetan lalu lintas dan kriminalitas.
  6. Tingkat nekropolis, yaitu suatu kota yang sedang menuju kehancuran.
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home